Ridwan Kamil Bingung, Besok Tandatangan Hibah Jepang di Hall Sangat Besar
pemda Kawasaki akan memberikan satu unit Biodigester secara hibah
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Walikota Bandung Ridwan Kamil atau Kang Emil (45) besok (18/2/2016) akan menandatangani hibah dari Jepang khususnya dari Walikota Kawasaki di Hall yang sangat besar disebut Kawasaki Todoroki Arena.
Tempat mirip mirip dengan Stadion Utama Senayan.
"Saya bingung juga tuh katanya besok tandatangan MOU serah terima hibah di ruangan sangat luas sekali," ujarnya khusus kepada Tribunnews.com sore ini, Rabu (17/2/2016).
Secara prinsip pemda Kawasaki akan memberikan satu unit Biodigester secara hibah alias gratis, dengan kapasitas 20 ton sampah kepada Kota Bandung.
"Namun teknisnya bagaimana, apakah mesin sampai pelabuhan di Jepang saja, terus transportasi laut kita yang bayar dan sebagainya belum tahu, masih akan dibicarakan teknisnya," katanya.
Biodigester itu, lanjut dia, akan dibangun di atas lahan milik PD Kebersihan seluas empat hektar di kawasan Pasirimpun Kota Bandung.
Dua mesin pengurai sampah, satu dari Jepang berupa hibah dan satu dari Jerman "pure investasi" akan bersaing nantinya di Bandung.
"Kalau berhasil akan dikembangkan ke banyak lokasi," kata kang Emil lagi.
Sedangkan dari Jerman yang masuk ke Bandung berupa investor.
"Pure bisnis, dia minta lahan milik kita seperti sewa tanah. Kita pilih mana yang paling benefit bagi Bandung nantinya setelah berjalan keduanya," ujar kang Emil lagi.
Pada awalnya proyek Biodigester dibawa oleh Japan Smart City Alliance, "Merekalah yang kemudian berinisiatif menawarkan ke kita di Bandung," ujarnya.
Sementara Kepala PD Kebersihan Kota Bandung Deni Nurdiana mengatakan, bantuan itu didapat seusai PD Kebersihan melakukan studi pengelolaan sampah modern ke Japan Environmental Sanitation Center (JESC).
"Harganya Rp 40 miliar nilai keseluruhan. Belum bicara biaya yang ditanggung dibiayai Pemkot Bandung, belum tahu. Pihak JESC yang minta dana itu," ujar Deni.
"Di Jepang, hasil olahan sampah cenderung menghasilkan gas metan untuk dipasok ke industri besar, atau menghasilkan listrik yang bisa dijual ke PLN. Dari penjualan ke PLN ini pulalah maka PD Kebersihan juga akan mendapatkan uang yang cukup besar nantinya," kata Deni.
Biodigester merupakan alat pengurai sampah anorganik dengan metode anaerob atau kedap udara.
Ini, ujar dia, nantinya akan digunakan untuk pengelolaan sampah di seluruh kewilayahan Kota Bandung.