Lukman Hakim, Indonesia Butuh Ilmu Dengan Spesifikasi Yang Tinggi
Lukman berpesan kepada para pelajar untuk kembali segera ke Indonesia setelah lulus
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Prof. Lukman Hakim (Kepala LIPI 2010–2015) yang memberikan presentasi tentang perkembangan ilmu di Indonesia dan memotivasi pelajar Indonesia di Osaka dan Nara minggu lalu menekankan kebutuhan Indonesia untuk ilmu yang memiliki spesifikasi yang tinggi.
"Indonesia saat ini membutuhkan ilmu dengan spesifikasi yang tinggi, pendekatan ke multidisiplin, dan mengembangkan keilmuan dasar (basic science)," kata Lukman di acara Taiyo Indonesia Foundation (TIF) yang diselenggarakan oleh PPI Osaka Nara minggu lalu.
Lukman berpesan kepada para pelajar untuk kembali segera ke Indonesia setelah lulus nanti dan mengabdi untuk tanah air.
"Tetapi kita pun harus menjaga hubungan yang baik agar terjalin kerjasama dan dapat mengirimkan adik-adik di Indonesia untuk belajar di Jepang," ujarnya lagi.
TIF merupakan salah satu organisasi non-profit dibawah PPI Osaka Nara yang mengadakan acara bertajuk silaturahmi yaitu TIF Forum, digagas dengan tujuan untuk membantu pendidikan adik adik di Indonesia yang kurang beruntung secara finansial dan berada di daerah terpencil.
Dengan berbagai kesibukan menempuh studi di Osaka dan Nara, melalui TIF para mahasiswa ini mempunyai misi salah satunya membantu siswa sekolah dasar sampai sekolah menengah di Indonesia agar berkesempatan untuk memperoleh pendidikan yang layak.
“Meskipun usia TIF masih tergolong muda, tetapi selama tiga tahun ini aksi TIF sudah meluas ke berbagai daerah di pelosok Indonesia mulai dari Jawa, Sumatera, dan Kalimantan melalui program beasiswa. Program TIF selanjutnya akan menjangkau daerah Sulawesi dan Maluku yang akan mulai dijalankan tahun in,i” ungkap Widhi Dyah Sawitri, anggota TIF.
Ketua TIF periode pertama, Murni Handayani telah berhasil melaksanakan program penyerahan bantuan berupa tas dan sepatu kepada 83 adik adik di Indonesia.
Selain itu juga menggagas program beasiswa TIF selama 1 tahun untuk 26 adik adik yang tersebar di Pulau Sembilan, Padang, Palangkaraya dan Bawean.
Tidak hanya itu, melalui ketua TIF periode kedua, Gagus Ketut Sunnardianto, TIF juga berhasil menyerahkan bantuan tas dan sepatu kepada 51 adik adik di Indonesia, meneruskan program beasiswa TIF, mengadakan lomba resensi buku “Menghidupkan Mimpi ke Negeri Sakura” untuk pelajar di Indonesia, dalam tahap koordinasi mengadakan seminar motivasi pendidikan dan donasi buku di pulau Bone Tambung, serta mengadakan silaturahim ilmiah “TIF Forum”.
Kini estafet kepemimpinan diamanahkan kepada ketua TIF Periode ketiga, Dyaningtyas Dewi Putri.
Dalam acara TIF Forum yang diselengarakan pada hari Minggu kemarin di Toyokawa Community Center Osaka, dihadiri sekitar lebih dari 50 orang mahasiswa dari Osaka dan Nara. Tengku Munawar Chalil selaku koordinator acara TIF Forum ini menyuguhkan berbagai sesi dalam acara tersebut seperti presentasi dari salah satu tokoh penting di Indonesia, diskusi semacam talk show, dan permainan menjawab pertanyaan pelajaran sekolah dasar dan mengengah.
Tujuan diadakannya acara ini tidak lain adalah sebagai wadah silaturahmi antar mahasiswa Indonesia sekaligus mendapatkan ilmu-ilmu yang tidak didapatkan dari kampus.