Ngeri, Pernikahan Hantu Kini Geger Lagi di China
Setelah pernah dilarang di zaman Ketua Mao Zedong, kini pernikahan hantu kembali marak di China.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM - Setelah pernah dilarang di zaman Ketua Mao Zedong, kini 'pernikahan hantu' kembali marak di China.
Mayat-mayat perempuan dicuri lantas dijual untuk menjadi pengantin mayat laki-laki bujangan yang hendak dikubuarkan.
Di beberapa wilayah di China, ada tahayul yang berkembang bahwa nasib paling buruk bagi laki-laki adalah meninggal dalam keadaan bujangan.
Untuk mencegah semua kemalangan ini, biasanya keluarga akan mengadakan pernikahan hantu alias pernikahan mayat.
Caranya dengan mencari perempuan yang sudah mati.
Mayat perempuan itu akan diberi pakaian laiknya pengantin kemudian dikubur di samping mayat lelaki bujang itu.
Menurut laporan, setidaknya tiga lusin mayat perempuan di Southern Shanxi Hongton County dikabarkan hilang dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Kejadian ini tentu saja membuat keluarga si perempuan kelimpungan.
Salah satunya adalah Guo Qiwen.
Ia telah mencari mayat ibunya yang dicuri para Maret tahun lalu.
“Saya telah menghabiskan lebih dari 50 ribu yuan untuk mencari jenazah ibu saya. Ini benar-benar menyakiti hati saya,” ujar Guo seperti dilansir Mirror Online.
Seperti disebut di awal, tradisi yang sempat dipraktikkan di abad pertengahan China ini sempat dilarang oleh Ketua Mao saat ia berkuasa pada 1949.
Ketika ada larangan itu, para petani biasanya menyertakan gambar perempuan dari kertas atau adonan untuk menemani anak-anak laki-lakinya yang masih bujangan yang mati.
Seiring berjalannya, praktik ini kembali terjadi di beberapa pedesaan di Provinsi Shanxi, Provinsi Henan Utara, dan Provinsi Shaanxi.
Menurut Chang Sixin, wakil direktur China Folk Literature and Art Association, ada agen yang bermain dalam praktik ini.
INTISARI