TRIBUNNEWS.COM, BAGHDAD - Pasukan Amerika Serikat (AS) telah menangkap ahli senjata kimia ISIS yang mengepalai pusat persenjataan nuklir kelompok tersebut.

Sang ahli diidentifikasi bernama Sleiman Daoud al-Afari dan ditangkap pada Februari 2016 lalu, di Tal Afar, sebelah utara Irak.

Pria tersebut diketahui pernah bekerja pada zaman Saddam Hussein, menangani senjata kimia dan biologi Irak.

Afari saat ini tengah menjalani interogasi di Erbil, soal persenjataan kimia yang sedang dikembangkan oleh militan ISIS.

Namun, hingga kini pihak Pentagon belum memberikan konfirmasi mengenai laporan tersebut, kecuali membenarkan kabar soal penyerangan di utara Irak.

"Saya tidak ingin menjelaskan detail soal misi tersebut karena khawatir akan risiko keamanan rahasia operasi itu,” kata juru bicara Pentagon.

Kawasan utara Irak sejak dua bulan lalu dijadikan target serangan pasukan AS, karena diduga menjadi pusat persenjataan kimia ISIS.

Meski demikian, pengembangan senjata nuklir ISIS terbilang masih terbatas dan minim.

Hal itu karena terbatasnya persediaan bahan gas yang menjadi material pembuatan senjata kimia, yaitu gas mustard.

Gas tersebut sudah beberapa kali digunakan dalam aksi penyerangan ISIS di Suriah, yang membuat warga setempat mengalami gangguan pernapasan dan iritasi kulit. (New York Times/AP).