Reaksi Paus Fransiskus Saat Presiden Bolivia Tawari Kunyah Daun Koka
daun koka telah digunakan selama ribuan tahun sebagai obat oleh masyarakat di kawasan Andes.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, VATICAN CITY - Presiden Bolivia Evo Morales sekali lagi menawari Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Sedunia, Paus Fransiskus, Jumat (15/4/2016) di Vatikan, agar mengunyah daun koka (coca).
Daun koka mengandung bahan baku kokain.
Masyarakat Bolivia yakin bahwa dengan mengunyah daun koka seseorang akan dianugerahi kekuatan lahir dan batin.
Selama kunjungan ke Vatikan, Morales mengatakan, daun koka telah digunakan selama ribuan tahun sebagai obat oleh masyarakat di kawasan Andes.
“Saya membawanya dan saya amat menikmatinya. Saya sarankan Anda mengambilnya, itu akan membantu Anda lebih kuat,” kata Morales kepada Fransiskus yang meresponnya dengan tersenyum.
Koka adalah sebuah tanaman dalam famili Erythroxylaceae, tumbuhan asli di Amerika Selatan barat laut.
Tanaman ini memainkan peran penting dalam budaya tradisional Andes.
Daun koka berisi alkaloid kokain, bahan baku kokain, yang merupakan stimulan kuat. Koka tidak sama dengan kokoa (kakao) yang juga di Amerika Selatan yang biasa dibuat untuk cokelat.
Paus Fransikus sebagai orang Amerika Selatan kelahiran Argentina tentu juga memahami arti daun koka.
Ketika mengunjungi La Pas, Bolivia, tahun lalu, ia juga meminum teh dari daun koka.
Presiden Bolivia, pemimpin serikat petani koka, menghabiskan setengah jam bertemu dengan Paus Fransiskus.
Keduanya membahas antara lain “kondisi sosial-ekonomi saat ini”, seperti dilaporkan oleh Vatikan.
Di Bolibia, Morales telah memiliki hubungan yang penuh dengan uskup-uskup negaranya, yang ia tuduh telah bekerja sama dengan oposisi sayap kanan.
Setelah menuduh pemerintah Bolivia terlibat dalam perdagangan narkoba, para uskup dipanggil oleh Presiden Morales untuk memberikan daftar orang-orang yang terlibat.
Morales kemudian memberikan paus tiga buku tentang manfaat kesehatan dari daun koka.
Pertemuan itu merupakan yang ketiga kalinya antara Paus Fransiskus dan Presiden Morales.(Pascal S Bin Saju/AFP)