WNI di Kumamoto Jepang Dalam Kondisi Baik Meski Masih Stres dan Trauma
Wilayah Mashiki terkena dampak paling parah, namun telah dipastikan tidak ada WNI yang tinggal di wilayah tersebut.
Editor: Dewi Agustina
Keduanya sudah mendapat perawatan medis. Satu orang warga melaporkan rumahnya rusak berat namun yang bersangkutan sudah berada di tempat evakuasi.
Rumah/apartemen warga banyak yang rusak mengingat gempa yang cukup besar.
Keadaan warga di lokasi evakuasi, khususnya di Universitas Kumamoto, secara umum baik dan aman.
Namun mengingat ketidakmenentuan kapan gempa akan berakhir dan dinyatakan aman untuk kembali ke rumah serta pembatasan air, makanan, air minum dan sebagainya, banyak warga yang stres dan trauma.
Terlebih ada anak-anak yang memerlukan perhatian lebih.
Mengingat fasilitas logistik umum di Kumamoto masih belum berjalan normal, KBRI Tokyo akan kembali mengirim Tim KBRI (Tahap 2) untuk kembali memberikan bantuan dan dukungan kepada WNI sampai situasi dapat kembali ke keadaan yang relatif lebih aman dan stabil.
Sementara pada hari Minggu (17 April 2016) Tim Bantuan KBRI Tokyo juga bergerak menuju Beppu (130 km dari Kumamoto), Prefektur Oita, untuk memberikan bantuan kepada warga dan mahasiswa Indonesia di Asia Pacific University(APU) yang jumlahnya sekitar 350 orang.
Berdasarkan komunikasi dengan Ketua PPI Beppu, kondisi di Beppu relatif lebih baik dibanding Kumamoto karena skala gempa hanya 3 sampai 5 skala richter.
Namun demikian, terjadi penipisan bahan makanan dan minuman di toko-toko karena diborong (panic buying) untuk menyimpan persediaan apabila terjadi gempa yang lebih besar.
Mahasiswa APU, termasuk dari Indonesia, harus mengungsi di titik evakuasi sekolah-sekolah yang ada di sekitar universitas.
Pada hari Minggu pagi, 17 April 2016, mahasiswa sudah diperbolehkan untuk kembali ke dormitory (asrama) masing-masing.
Keadaan mahasiswa Indonesia di APU pada umumnya baik, namun banyak yang shock, stres dan cemas akan terjadinya lanjutan gempa yang besar.
Pemantauan sampai dengan hari Senin, 18 April 2016, di Beppu, adalah bahwa sarana publikseperti air dan listrik tetap menyala, toko-toko tetap buka secara normal, dan Pemerintah setempat sudah membuka kembali sekolah untuk belajar mengajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa situasi di Beppu sudah kembali normal dan tidak dalam keadaan darurat.
Dalam penanganan kondisi darurat gempa di Kumamoto dan sekitarnya, KBRI Tokyo melakukan koordinasi yang erat dengan Kemlu Jepang, Pemerintah Kota setempat, Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) dan tokoh masyarakat Indonesia.
Informasi penting pada kondisi darurat ditampilkan pada akun twitter@kbritokyo dan diharapkan dapat dipantau oleh warga dan keluarga masyarakat.
HotlineKBRI Tokyo selalu aktif dan merespon apabila terdapat panggilan dari warga.