Yakuza Jepang Kerjasama Bagi Kesuksesan Penyelenggaraan KTT G7 Ise-Summit
Menjelang KTT Ise-Summit banyak tamu asing akan datang ke Jepang
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Penyelenggaraan KTT G7 Ise-Shima tanggal 26 Mei 2016 di perfektur Mie membuat kalangan organisasi mafia Jepang (yakuza) ternyata harus tenang terlebih dulu atas permintaan kalangan kepolisian dan intelijen Jepang.
"Menjelang KTT Ise-Summit banyak tamu asing akan datang ke Jepang jadi pihak yakuza pun diminta ketenangannya agar dapat menghargai kedatangan para tamu asing tersebut di mana Jepang sebagai tuan rumah penyelenggaraan event internasional ini," papar sumber Tribunnews.com siang ini, Senin (18/4/2016).
Pihak yakuza tidak bisa menolaknya dan kedua pihak yang sedang bertikai baik Yamaguchigumi maupun Kobe Yamaguchi gumi (KY) berusaha untuk menahan diri untuk tidak melakukan keributan lagi.
Selama tiga bulan pertama di tahun 2016 ini (Januari-Maret) sudah terjadi lebih dari 20 kali kejadian bentrokan antar kedua geng di Jepang, yang bertikai sejak KY memisahkan diri dari Yamaguchigumi per 1 September 2015.
Namun mulai April ini, sebulan sebelum penyelenggaraan KTT Ise-Summit tampak tenang semua pihak, bagai api dalam sekam, berusaha menahan diri saat ini sampai berakhirnya KTT G7 tersebut.
Rumah kediaman kedua bos Yamaguchigumi Shinobu Tsukasa di perfektur Mie pun terpaksa juga ditutup tidak boleh ditinggali siapa pun termasuk sang pemiliknya sendiri dengan alasan pengamanan KTT G7 lebih lanjut.
Perfektur Mie terutama lingkunagn penyelenggaraan G7 benar-benar telah disterilisasi oleh pihak keamanan Jepang sheingga siapa pun yang berada di sana pun kini mendapat pengawasan penuh dari kalangan polisi dan intelijen Jepang.
Beberapa tempat sensitif yang akan dikunjungi para pemimpin negara pun sudah mulai ditutup sedikit demi sedikit serta penjagaan sangat ketat 24 jam.
Perintah dari para pimpinan Yakuza pun sangat keras kepada bawahannya menyangkut penghentian "perang" antar geng tersebut.
Resiko potong jari atau dibunuh bagi pelanggar anggota yakuza pun diterapkan demi ketentraman berlangsungnya penyelenggaraan G7 dengan Jepang sebagai tuan rumah.
"Tidak main-main kali ini, keributan kecil saja mungkin sudah harus potong jari kali ini karena bos-bos Yakuza sudah memerintahkan semua anak buahnya agar tenang, tak ada ampun lagi," ujar sumber Tribunnews.com lagi.
Info lengkap yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in