Pendapatan Iklan Surat Kabar di Australia Semakin Tergerus Media Online
Situs online adalah pihak yang sedang berkompetisi dengan surat kabar.
Editor: Hasanudin Aco
Pendapatan Iklan Surat Kabar di Australia Makin Tergerus Media Online
TRIBUNNEWS.COM, AUSTRALIA - Surat kabar di Australia tak bisa melarikan diri dari tren media online, dan segerombolan penantang yang muncul sebagai bagian dari fenomena itu.
"Tren ini tak hanya berlaku lokal, mereka mengglobal. Saya kira setiap penerbit mengambil pendekatan yang berbeda dalam mengatasi tren tersebut melalui struktur mereka sendiri, rencana pasar yang mereka rancang sendiri," kata Michael Miller, ketua eksekutif NewsCorp Australasia.
Laba di kerajaan surat kabar global News Corporation pada kuartal Maret turun 11% -itu mencakup hasil penjualan di Australia.
Meski demikian, jika media Fairfax berada pada posisi di mana 82 staf kehilangan pekerjaan dalam pemotongan karyawan babak kesekian, surat kabar News Corporation Australia berdarah-darah.
"Para CEO Newscorp dan Fairfax menggambarkan pasar media cetak di Sydney dan Melbourne begitu menantang, yang merupakan kode dalam bisnis bahwa mereka mungkin tak meraup uang, jika ada," kata Stuart Simson, direktur biro iklan ‘Switch Group’.
Pasar iklan surat kabar di Australia sekarang bernilai 2,4 miliar dolar (atau setara Rp 24 triliun), jatuh hampir 40% hanya dalam waktu lima tahun.
Akuntan publik ‘PricewaterhouseCoopers’ (PwC) memprediksi, angka itu akan turun lagi sebesar 22% pada tahun 2020, yang berarti bahwa pendapatan iklan akan sebesar lebih dari setengahnya dalam satu dekade.
"Masalah surat kabar adalah kehilangan pembaca berbayar, bukan keseluruhan pembaca. Kami berhenti membayar untuk konten ketika konten tersedia secara digital dan kami juga kehilangan pengiklan. Itulah yang mengakibatkan penurunan tersebut," jelas direktur eksekutif PwC, Megan Brownlow.
Iklan internet bernilai 3x lipat dari media cetak
Situs online adalah pihak yang sedang berkompetisi dengan surat kabar.
Hanya dalam 20 tahun, pasar iklan online telah berkembang dari nol menjadi 6 miliar dolar (atau setara Rp 60 triliun) dan tumbuh pada 25% per tahun.
Mesin pencari digital, seperti Google dan Bing, kini meraup 2,8 miliar dolar (atau setara Rp 28 triliun) setahun, yang merupakan 400 juta dolar (atau setara Rp 4 triliun) lebih banyak dari seluruh pasar surat kabar.
Iklan dengan penampilan digital, yang mencakup Facebook, meraup 2,1 miliar dolar (atau setara Rp 21 triliun).
PwC memprediksi, pada tahun 2019, warga Australia akan menghabiskan 13 miliar dolar (atau setara Rp 130 triliun) setahun untuk hiburan dan media, dan setengah dari itu akan dihabiskan untuk akses internet yang, antara lain, akan digunakan untuk melihat konten berita online gratis.
"Pendapatan digital untuk penerbit tradisional belum -dan kami belum meramalkannya -mengimbangi penurunan kehilangan sirkulasi dan pendapatan iklan," terang Megan.
Itulah sebabnya ia mengatakan, surat kabar perlu mendiversifikasi aliran pendapatan mereka.
Sebagai contoh, Wall Street Journal dan Washington Post di AS, dan Financial Review di Australia, kini memanfaatkan merek mereka dengan menggelar konferensi korporat yang prestise dan menguntungkan, secara rutin.
"Entah itu melalui e-commerce atau melalui penjualan langsung, apa pun yang Anda jual, entah bagaimana caranya, Anda perlu memiliki sejumlah aliran pendapatan yang berbeda yang membantu Anda kembali ke posisi anda dulu secara agregat," imbuh Megan.