Tanggap Antisipasi Keadaan Darurat, WNI Bantu Pemda Jepang
WNI di Jepang ternyata aktif dan tanggap dalam mengantisipasi bencana yang terjadi 40 hari lalu di Kumamoto sebelah selatan Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Warga Negara Indonesia (WNI) di Jepang ternyata aktif dan tanggap dalam mengantisipasi bencana yang terjadi 40 hari lalu di Kumamoto sebelah selatan Jepang.
"Ternyata para WNI cukup aktif di daerah Kumamoto dan sekitarnya, senang saya melihatnya," kata Nurjanah yang ikut aktif dalam berbagai lembaga swadaya masyarakat di Jepang ikut membantu para korban bencana di Kumamoto belum lama ini, khusus kepada Tribunnews.com, Kamis (19/5/2016).
Menurutnya, berdasarkan data KBRI di Tokyo, sedikitnya terdapat sekitar 204 WNI di Kumamoto yang terdiri dari mahasiswa/pelajar dan keluarganya, kensusei, perawat dan WNI yang menikah dengan warga negara Jepang.
"Sebagian besar masyarakat Indonesia yang berdomisili di Kumamoto beragama Islam, kegiatan komunitas warga Indonesia pun terpusat pada kegiatan keagamaan. Kumamoto Islamic Center adalah masjid yang terletak berdekatan dengan Universitas Kumamoto merupakan pusat kegiatan bagi masyarakat Muslim di Kumamoto. Masjid ini teratur dan bersih, juga ramah untuk anak-anak, menyediakan ruang bermain termasuk mainan dan perlengkapan balita," jelasnya.
Rangkaian gempa bumi yang melanda Kumamoto Prefecture, Kyushu Region, menewaskan sedikitnya 49 orang dan sekitar 3.000 orang terluka.
Kerusakan parah terjadi di wilayah Kumamoto. Banyak bangunan runtuh dan terbakar. Lebih dari 44.000 orang telah diungsikan dari rumah mereka.
Gempa pertama terjadi pada tanggal 14 April, 2016, pukul 21.26 (waktu setempat), berkekuatan 6,2 SR dengan kedalaman sekitar 11 kilometer.
Gempa kedua terjadi pada tanggal 16 April 2016, pukul 01.25 (waktu setempat), berkekuatan 7,0 SR dengan kedalaman sekitar 10 kilometer.
"Warga Indonesia yang berada di Jepang, mempunyai peranan yang cukup besar dalam membantu aksi tanggap bencana di Kumamoto. Melalui KBRI Tokyo dan Konsulat Cabang Osaka, dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI), baik PPI Kyusu, PPI Hiroshima, PPI Kanto bahu membahu melakukan aksi tanggap bencana. Bagi WNI yang berdomisili di sekitar Masjid Kumamoto, bersama-sama dengan Kumamoto Islamic Center terlibat dalam aksi tanggap darurat pasca bencana gempa bumi," ujar dia.
Donasi datang dari seluruh Jepang, kebanyakan dari Komunitas Muslim. Kegiatan Kumamoto Masjid dalam kegiatan tanggap bencana bisa di lihat dalam link: https://www.facebook.com/kumamotomasjid/
"Aceh yang pernah mengalami bencana gempa bumi dan tsunami pada tahun 2004, melalui lembaga Komunitas Code4Aceh dan ICAIOS, bekerja sama dengan Komunitas masyarakat di wilayah Kanto, mengirimkan relawan yang saat ini sedang melanjutkan studi doktoral, sekaligus mewakili Tokyo Metropolitan University dan PPI nya, untuk membantu aksi tanggap darurat di Kumamoto," kata Nurjanah.
Beberapa kegiatan yang dilakukan relawan, di antaranya menyerahkan bantuan berupa makanan, sanitary kits, pakaian yang masih layak, peralatan dapur, alat gambar dan mainan anak juga uang yang dikumpulkan dari berbagai wilayah Kanto Kepada Kumamoto Islamic Center.
"Secara simbolik, serah terima donasi dilakukan oleh relawan kepada Komite Pengurus Masjid dan dihadiri oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Kumamoto," jelasnya lagi.