Pelaku Penembakan Klub Gay Orlando Sempat Minta ISIS Jangan Dibom
Mateen menghabisi nyawa 50 orang dan melukai lebih dari 50 orang yang ada di dalam klub itu.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, FLORIDA - Pelaku penembakan di sebuah klub gay di Orlando, AS, dikatakan sempat meminta agar ISIS jangan dibom lagi.
Omar Mateen, seorang pria Pakistan yang tinggal di Florida, AS, menjadi pelaku penembakan di klub malam khusus gay Pulse pada Minggu (12/6/2016).
Menggunakan senapan AR-15, Mateen menghabisi nyawa 50 orang dan melukai lebih dari 50 orang yang ada di dalam klub itu.
"Bayangkan, Anda sedang bersenang-senang, lalu mendengar suara seperti ledakan petasan, disusul suara teriakan," cerita seorang saksi mata.
Saksi mata mengatakan selain senjata yang digunakannya itu, Mateen juga membawa senapan otomatis yang siap menembaki polisi.
Ia juga menyebut Mateen sempat berteriak bahwa AS harus berhenti menyerang dan membom ISIS, serta menanyai seisi klub apa ras mereka.
Mateen lalu menembaki siapapun yang ada di hadapannya, sembari orang-orang dalam klub itu berjatuhan di lantai.
Dikatakan Mateen juga sempat menelepon 911 dan mengatakan dirinya telah bersumpah untuk bergabung dengan ISIS.
Setelah polisi memasuki bangunan klub dan terjadi baku tembak, Mateen ditembak dan tewas di tempat.
Meski Mateen mengaku sebagai muslim, pihak Gedung Putih secara hati-hati tak menyalahkan komunitas agama tertentu atas kejadian itu.
Seperti yang Presiden AS Barack Obama sebutkan, insiden ini dianggap sebagai aksi teror dari seseorang yang dilatarbelakangi kebencian.
Hal itu kontras dengan pendapat kandidat capres AS Donald Trump, yang menyatakan bahwa insiden itu adalah aksi teror menyangkut muslim. (Breitbart News/The Guardian)