Sepasang Gay Korban Penembakan Dikubur Satu Liang
Bermaksud menikmati malam panjang, seperti layaknya sepasang kekasih, keduanya pun mendatangi kelab malam Pulse
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, ORLANDO - Lonceng pernikahan sebenarnya tak lama lagi berdentang untuk menandai ikatan perkawinan antara Juan Ramon Guerrero (22), dan kasihnya yang juga sesama lelaki, Christopher "Drew" Leinonen (32).
Bermaksud menikmati malam panjang, seperti layaknya sepasang kekasih, keduanya pun mendatangi kelab malam Pulse yang ada di Kota Orlando, Amerika Serikat akhir pekan lalu.
Tanpa diduga, di tempat itulah keduanya menghembuskan nafas terakhir. Ramon dan Christopher tewas tersambar peluru yang ditembakkan Omar Mateen, Minggu (14/6/2016) dinihari.
Kini, kendati meraka batal untuk berdiri bersama di atas pelaminan, Ramon dan Christopher, akan dibaringkan dalam sebuah pemakaman bersama. Demikian diberitakan Time, seperti dikutip laman People, Selasa (14/6/2016).
Sekalipun prosesi pemakaman hingga saat ini belum dirancang, kedua keluarga telah sepakat bahwa sepasang lelaki ini akan menjalani "keabadian bersama". Untuk itu, jenazah mereka akan dimakamkan berdampingan.
"Saya rasa anak saya menginginkan itu. Itulah mengapa rencana ini digagas," ungkap ayah Ramon, Juan Ramon Guerrero (61).
"Saya tak peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain, saya sungguh tidak peduli," tegas dia.
Anak bungsu itu disebutkan keluar dari rumah itu tiga tahun lalu. Aryam Guerrero (24), kakak perempuan Ramon mengatakan, semua orang bisa menerima pilihan adiknya yang sudah berkencan dengan Christopher selama dua tahun terakhir.
"Mereka sangat-sangat terikat dalam cinta. Mereka adalah 'soul mates'. Anda akan memahaminya saat anda menyaksikan mereka saling menatap," ungkap Aryam.
"Mungkin menjadi hal yang sedikit menghibur, mereka bisa meninggal bersama. Jika tidak ada pemakaman ini, mereka akan bersama di pelaminan," imbuh Aryam.
Ramon tewas dalam perjalanan ke rumah sakit pada hari Minggu. Sementara, Christopher dipastikan meninggal pada Senin.
Sebanyak 49 orang tewas dalam serangan ini. Sementara 53 lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit.
"Disaat saya mendengar ibu saya berteriak, maka saat itu saya pun tahu (Ramon tewas)," kata Aryam.
"Saya hanya terus berucap, ini enggak nyata, enggak nyata. Saya tak ingin ini menjadi kenyataan," ungkap dia lagi.