Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ratusan Kera Kepung Perkampungan di China, Warga Tak Kewalahan Menghadapi

Ratusan kera hutan dilaporkan telah ‘mengobarkan perang’ ke kampung Xianfeng, tak jauh dari kota Panzhihua, Provinsi Sichuan, China barat daya.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Ratusan Kera Kepung Perkampungan di China, Warga Tak Kewalahan Menghadapi
Daily Mirror
Ratusan kera berhasil ditangkap, namun ratusan lain masih menyerang kampung Xianfeng, Sichuan, China. Penduduk kewalahan. 

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Ratusan kera hutan dilaporkan telah ‘mengobarkan perang’ ke kampung Xianfeng, tak jauh dari kota Panzhihua, Provinsi Sichuan, China barat daya.  

Gerombolan besar satwa liar itu menguras makanan dan mengobrak-abrik seluruh isi rumah penduduk,  merusak ladang, dan kebun untuk memenuhi kebutuhan logistik mereka.

Perang terbuka itu sebenarnya telah berakhir 13 tahun lalu setelah warga Xianfeng memutuskan untuk memikat kera-kera itu turun dari gunung dengan harapan bisa menjadi daya tarik wisata. Namun, kini bencana itu kembali terjadi.

Sampai 600 ekor kera bisa “diundang” ke  kampung, diberi makan biji-bijian,  dan momen itu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan sejak 2003.

Proyek memikat kera untuk menjadi obyek wisata berhasil.

Pria penggagas proyek itu, He Youliang yang kini berusia 47 tahun, kemudan mendapat sokongan dana dari pengusaha lokal Zhou Zhenggui.

Sebuah perusahaan untuk menggiring kera menjadi obyek wisata pun didirikan dan diberi nama Panzhihua Baoding Ecotourism. Desa itu menjadi kaya dan warganya sejahtera.

Berita Rekomendasi

Puncak usaha itu ialah terjadi antara tahun 2011 - 2014 ketika ribuan wisatawan mengalir ke Xianfeng setiap hari.

Wisatawan membawa uang banyak untuk penduduk. Mereka pun mampu membangun rumah tembok atau setidaknya rumah layak huni dan nyaman.

Namun, segalanya berubah sejak 2014 ketika Zhou tiba-tiba meninggal karena serangan jantung.

Putrinya mengambil alih usaha  itu dan mengatur kera-kera itu agar datang ke desa. 

Sayangnya, putri Zhou tidak diwarisi uang banyak untuk membeli makanan bagi ratusan kera itu.  Pekerja tidak bisa digaji lagi.

Aliran uang terhenti dan warga desa tidak sanggup lagi memberi makan kera.

Alih-alih kembali ke hutan di gunung, monyet-moyet itu justu kembali menggelorakan perang terhadap penduduk desa dan mulai merampok rumah, ladang, dan kebun, seperti 13 tahun silam.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas