Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kaum 'Eurosceptic' Serukan Tinggalkan Uni Eropa

Hasil referendum UE di Inggris menunjukkan, 51,9 persen suara memilih “leave” atau keluar dari UE

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kaum 'Eurosceptic' Serukan Tinggalkan Uni Eropa
The Guardian/EPA/Facundo Arrizabalaga
PM Inggris David Cameron mengundurkan diri setelah Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa 

TRIBUNNEWS.COM, DEN HAAG – Berbagai kelompok pengecam atau anti Uni Eropa (UE), atau kaum eurosceptic, di beberapa negara di Eropa bergembira setelah rakyat Inggris memilih keluar dari UE.

Mereka juga menuntut perlunya referendum serupa di negara masing-masing, Jumat (24/6/2016), usai hasil resmi diumumkan bahwa kelompok BrexitInggris keluar dari UE – menang.

Hal itu memicu kekhawatiran akan mulai ambruknya kesatuan Eropa yang telah dibangun dengan susah paya, seperti dilaporkan Agence France-Presse (AFP), Jumat (24/6/2016).

“Kemenangan bagi kebebasan. Seperti yang telah saya minta selama bertahun-tahun, kita sekarang harus menggelar referendum yang sama di Perancis dan negara UE lainnya,” kicau pemimpin sayap kanan Perancis, Marine Le Pen, di Twitter.

Hasil referendum UE di Inggris menunjukkan, 51,9 persen suara memilih “leave” atau keluar dari UE. Sedangkan kubu yang memilih “remain” atau tetap berada di UE mendapat 48.1 persen.

Di Belanda, seperti halnya juga di Perancis - salah satu dari enam negara pendiri komunitas Eropa itu – tokoh anti-Islam dan anti-imigran, Geert Wilders, mengucapkan selamat kepada warga Inggris atas “Hari kemerdekaan” mereka keluar dari UE.

“Rakyat Belanda layak juga menggelar referendum. Oleh sebab itu Partai Kebebasan (PVV) menuntut referendum Nexit, Belanda keluar keluar UE," kata Wilders dalam sebuah pernyataan.

Berita Rekomendasi

Pemilu takkan digelar di Belanda sampai Maret 2017. Namun, karena jajak pendapat tahun lalu telah secara konsisten menunjukkan dukungan untuk PVV meningkat karena krisis migran.

Wilders menyerukan bahwa jika ia menjadi perdana menteri tahun depan dalam sebuah pemerintahan koalisisi, “akan ada juga referendum di Belanda untuk meninggalkan UE. Silahkan rakyat Belanda memutuskannya”.

Telah tumbuh kekhawatiran bahwa referendum di Inggris akan menyebabkan efek domino, mengancam inti dari proyek persatuan Eropa.

"UE gagal, EU mati, saya berharap bahwa kita akan mendapatkan batu pertama copot dari tembok dinding,” kata juru kampanye anti UE Inggris, Nigel Farage, pemimpin Partai Kemerdekaan Inggris (UKIP).

Farage mengumpamakan Inggris sebagai salah satu penjuru bagi terbangunannya UE.

Matteo Salvini, politisi sayap kanan paling menonjol di Italia, juga memuji hasil referendum Inggris.

Salvini mendesak agar apa yang dilakukan rakyat Inggris pantas menjadi contoh yang harus diikuti Italia.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas