Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Petisi Referendum Ulang Uni Eropa Ditolak Pemerintah Inggris

Petisi yang mendesak agar referendum Uni Eropa diulang telah ditolak oleh Pemerintah Inggris.

Penulis: Ruth Vania C
zoom-in Petisi Referendum Ulang Uni Eropa Ditolak Pemerintah Inggris
TELEGRAPH

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Petisi yang mendesak agar referendum Uni Eropa diulang telah ditolak oleh Pemerintah Inggris. 

Petisi tersebut diunggah terkait referendum Uni Eropa yang menyatakan bahwa Inggris akan melepas keanggotaannya dari Uni Eropa (Brexit).

Padahal, petisi online itu telah ditandatangani oleh lebih dari 4,1 juta orang dan bahkan menjadi petisi dengan dukungan terbanyak.

Namun, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Inggris menegaskan bahwa hasil referendum dari pengumpulan suara warga Inggris itu harus dihormati.

Menurutnya, hasil referendum itu telah menunjukkan pilihan dari mayoritas warga Inggris, yaitu untuk berpisah dengan Uni Eropa.

"Sekarang tinggal bersiap untuk menjalani proses keluar dari Uni Eropa. Pemerintah telah berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi warga," demikian pernyataan dari Kemenlu Inggris.

Berita Rekomendasi

Kemenlu juga mengingatkan, PM Inggris David Cameron sudah menyatakan bahwa hasil referendum tersebut adalah benar-benar hasil akhir.

"Perdana menteri dan pemerintah sudah sangat jelas menyatakan bahwa referendum ini hanya terjadi sekali, apapun hasilnya harus dihormati," ujarnya.

Pascakeputusan Brexit, petisi yang mendesak referendum ulang di laman petisi Keparlemenan Inggris memang jadi banjir dukungan.

Menurut pembuat petisi itu, William Healey, referendum ulang harus dilakukan, karena perolehan suara Brexit kurang dari 60 persen.

Sedangkan, menurut aturan, jika pemenang dari hasil sebuah pengumpulan suara memiliki total di bawah 75 persen, referendum ulang harus dilakukan.

Hasil referendum menyatakan perolehan suara Brexit yang memenangkan referendum adalah 51,9 persen, yang jelas berselisih jauh dari 75 persen. (Independent/AFP)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas