Separuh Remaja Jepang Dapat Informasi Mengenai Pemilu dari Internet
Banyak remaja Jepang memperoleh informasi yang tidak benar mengenai pemilihan umum di Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Banyak remaja Jepang memperoleh informasi yang tidak benar mengenai pemilihan umum di Jepang.
"Banyak informasi tak benar di internet diperoleh remaja Jepang antara 18 dan 19 tahun saat pertama kali ikut dalam pemilu lalu," kata Profesor Yoshiaki Hashimoto dari Universitas Tokyo
Hashimoto melakukan riset dan hasilnya cukup banyak remaja Jepang memperoleh informasi pemilu dari internet, dari chatting dari twitter dan sebagainya.
Dari sekitar 1.800 responden survei yang dilakukan 10 Juli lalu, kalangan dewasa memperoleh info pemilu umumnya (83 persen) dari televisi, 52,6 persen dari koran dan 37,3 persen dari internet.
Sedangkan remaja 18 dan 19 tahun mendapat informasi paling banyak dari televisi 80,4 persen, lalu dari internet 50,9 persen dan koran 34,3 persen.
"Perolehan dari internet oleh para remaja melebihi 50 persen itu artinya besar sekali. Padahal itu kurang baik sebenarnya karena kita ketahui banyak yang tidak benar informasi di Internet," kata dia.
Seorang remaja 19 tahun yang dihubungi Tribunnews.com, Senin (18/7/2016) mengakui banyak memperoleh informasi pemilu dari internet, misalnya twitter dan sebagainya.
"Namun saya sangat hati-hati memperoleh info dari internet karus dikonfirmasi lagi ke sumber lain. Jadi kehati-hatian sebenarnya perlu ditingkatkan kalau kita peroleh info dari internet saja," kata Rumiko Watanabe di Tokyo.
Rumiko juga mengakui untuk ikut pemilu dia juga menyelidiki berbagai parpol di Jepang dengan platform yang dibuatnya karena ikut memberikan suara dalam pemilu.
"Rasanya rugi kalau kita salah pilih bukan? Jadi saya selidiki juga tiap parpol yang ingin saya pilih dari berbagai sumber," ujar Hashimoto.