TRIBUNNEWS.COM, HEBEI - Banjir di Tiongkok dalam sepekan dikabarkan telah menewaskan sebanyak 225 orang warga.

Hujan lebat telah mengakibatkan banyak tanggul meluap hingga menenggelamkan banyak rumah warga setempat.

Banjir mulai menggenang sejak 18 Juli, setelah hujan lebat melanda tempat itu sejak awal Juli, namun baru belakangan ini disorot media setempat.

Daerah yang paling terdampak parah adalah Provinsi Hebei, di mana korban jiwa paling banyak ditemukan, yaitu sekitar 225 orang.

Selain itu, banjir juga menyebabkan bencana tanah longsor, yang mengakibatkan banyaknya rumah warga yang hancur.

Lebih dari 300 orang dievakuasi dan 124 orang lainnya dinyatakan hilang akibat banjir tersebut.

Sebelumnya, soal banjir ini hanya diberitakan selewatnya, sebab dikatakan tidak menimbulkan korban jiwa.

Namun kemudian beredar foto sejumlah korban banjir, yang kebanyakan adalah anak-anak, tewas akibat tenggelam di arus banjir.

Akhirnya adanya bencana mematikan itu terkuak dan diketahui banyak warga yang terdampak banjir tewas lantaran terlambat dievakuasi.

Warga yang terdampak menyalahkan pemerintah yang tidak memberikan peringatan soal datangnya banjir itu.

Mereka juga menuduh pemerintah selama ini telah berupaya untuk menutup-nutupi adanya korban jiwa akibat bencana tersebut. (SCMP/Belfast Telegraph).