Tahanan Muslim di Jepang Mogok Makan Dua Minggu Gara-gara Diberi Makanan Mengandung Babi
Sebuah kelompok pendukung para tahanan menegur pihak Imigrasi Jepang khususnya divisi tahanan karena memberi makanan mengandung babi.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebuah kelompok pendukung para tahanan menegur pihak Imigrasi Jepang khususnya divisi tahanan karena memberi makanan mengandung babi kepada para tahanan muslim.
"Mestinya pihak imigrasi secara alami bertanggungjawab atas segala hal terhadap tahanannya, termasuk dalam menyediakan makanan yang halal bagi tahanan kaum muslim," kata Juni Nagano dari kelompok pendukung tersebut, Rabu (17/8/2016).
Kelompok tersebut melapor ke pihak Imigrasi Tokyo dan pihak imigrasi mengakui adanya kejadian tersebut.
Kejadiannya 3 Agustus lalu saat makan malam. Seorang tahanan muslim berusia 48 tahun dari Pakistan mengeluh karena diberikan makanan mengandung babi.
Lelaki itu melakukan protes selama dua minggu hingga hari ini tidak makan, hanya minum air saja serta suplemen gizi.
Pihak imigrasi Jepang menyatakan tidak ada masalah kesehatan sampai saat ini setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan.
Adanya kasus tersebut membuat kelompok dukungan yang melindungi hak asasi manusia asing mengunjungi Biro Imigrasi, untuk mencegah terulangnya kejadian itu lagi.
Sementara Biro Imigrasi Tokyo dan Yokohama menyesalkan kejadian tersebut.
"Kami minta maaf dan akan menyelidiki lebih lanjut kasus ini serta penyebabnya," kata sumber Tribunnews.com di kalangan Imigrasi Jepang.