Berkat Permen Cokelat Anak Balita 3 Tahun Bertahan Hidup di Hutan Siberia
Anak Siberia tersebut, Tserin Dopchut (3), hanya memiliki beberapa potong cokelat
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Seorang bocah berusia tiga tahun dijuluki "Mowgli dari Siberia" setelah selamat hidup sendirian di hutan selama 72 jam dengan hanya berbekal beberapa potong cokelat.
Mowgli adalah karakter dalam kisah The Jungle Book karya Rudyard Kipling yang berkisah soal seorang anak manusia yang dibuang di hutan belantara India dan kemudian dibesarkan oleh kawanan serigala.
Anak Siberia tersebut, Tserin Dopchut (3), hanya memiliki beberapa potong cokelat di kantongnya saat dia mengejar seekor anak anjing hingga masuk ke dalam hutan.
Sang nenek, yang seharusnya menjaga Tserin, tak mengetahui jika cucunya itu berjalan sendiri ke dalam hutan di kawasan Tuva, yang menjadi tempat "bermain" Presiden Vladimir Putin.
Hilangnya bocah Tserin di dalam hutan itu memicu pencarian besar-besaran karena bocah itu tak mengenakan pakaian untuk bisa bertahan dari udara dingin pada malam hari.
Ternyata, di dalam hutan, Tserin kecil bisa menghindari gigitan udara dingin dengan membuat tempat tidur di antara akar pepohonan hutan.
Dibutuhkan waktu tiga hari sebelum ratusan anggota tim pencari menemukan bocah itu, yang akhirnya ditemukan pamannya sendiri.
"Dia mengenali suara pamannya yang meneriakkan namanya dan balik memanggil nama sang paman," kata Gubernur Tuva, Sholban Kara-Ool.
"Setelah ditemukan, dan masih dalam pelukan pamannya, bocah itu menanyakan mainan mobil-mobilannya. Dia mengatakan menyantap cokelat yang dibawanya di dalam hutan," kata Sholban.
Tserin, lanjut Sholban, kemudian menemukan sebuah tempat kering di bawah sebuah pohon dan tidur di antara akar pohon tersebut.
"Warga desa menyambut kepulangannya dan menggelar pesta. Dia kemudian mendapatkan nama kedua, Mowgli," ujar Sholban.
"Kini, dia diprediksi akan menjadi penyelamat pada masa depan karena dalam usia sekecil itu, dia sudah menunjukkan stamina yang hebat dan selamat sendirian di dalam hutan yang dingin," ujar Sholban.
Situasi di dalam hutan Tuva di kawasan Siberia itu, menurut ketua tim penyelamat Ayas Saryglar, sangat berbahaya.
"Situasi di dalam hutan sangat berbahaya. Ada Sungai Mynas yang dingin dan berarus deras. Jika seorang anak jatuh ke dalam sungai itu, maka dia tak akan selamat," kata Ayas.
"Selain itu, banyak serigala dan beruang di dalam hutan. Terlebih lagi, menjelang musim dingin, serigala-serigala memangsa apa pun yang bergerak untuk menggemukkan diri," ujar dia.
Selain itu, tambah Ayas, suhu di dalam hutan memang cukup hangat pada siang hari, tetapi bisa anjlok hingga titik beku pada malam hari.
"Terlebih lagi, bocah ini hilang pada siang hari, tanpa mengenakan pakaian hangat, hanya kaus dan sepatu tanpa mantel," ujar dia.
Setelah ditemukan kembali, Tserin menjalani pemeriksaan medis, dan dokter menyimpulkan bocah itu tak mengalami gangguan kesehatan serius.(Ervan Hardoko/Siberian Times)