Junta Thailand Siap Raja Baru
Raja Bhumibol adalah penguasa terlama di dunia, yang telah memerintah selama 70 tahun.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK - Kepala Junta Thailand dan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha berencana untuk bertemu putera mahkota Maha Vajiralongkorn untuk membahas penerus tahta kerajaan.
Awalnya pertemuan itu direncanakan pada Rabu (12/10/2016) kemarin.
Namun dibatalkan untuk kembali ke ibukota setelah kondisi kesehatan Raja Bhumibol memburuk.
Prayuth adalah ketua junta Thailand atau militer yang memimpin kudeta untuk merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih pada tahun 2014.
Junta berharap bahwa raja baru Thailanda akan terus memberikan kekayaan dan kekuasaan militer seperti telah dilakukan di masa lalu.
Ketakutan dampak atas kematian raja tercinta mencuat di Thailand setelah Istana membuat pengumuman mengenai kondisi raja setelah mengalami hemodialisis, prosedur untuk memurnikan darah dan mengobati gagal ginjal.
Raja Bhumibol adalah penguasa terlama di dunia, yang telah memerintah selama 70 tahun.
Thailand memiliki undang-undang tegas untuk melindungi monarki dari penghinaan atau pencemaran nama baik, sehingga hampir mustahil untuk mendengar apa-apa tentang raja.
Sementara konstitusi memberikan hak kepada Prayuth untuk mengambil langkah-langkah yang ia rasa diperlukan untuk mempromosikan keteraturan dan kesatuan.
Sejak pengambilalihan oleh junta dua tahun yang lalu, kebebasan seperti kebebasan berbicara telah menjadi lebih terbatas.
"Kritikus sering ditahan di pangkalan militer untuk interogasi agar bisa mempunyai "sikap penyesuaian," demikian menurut Japan Times.
Siapa saja yang menghina monarki bisa menghadapi hukuman sampai 15 tahun penjara.
Mahkota dan pewaris tahta Maha Vajiralongkorn dinilai akan menggantikan posisi ayahnya. Namun banyak warga Thailand takut akan sikap eksentrisitasnya yang akan membahayakan Thailand. (IBTIMES/Japan Times)