Kuwait Hadapi Krisis Akibat Harga Minyak Anjlok, Parlemen Dibubarkan
"Hal ini dilakukan melihat keadaan negara ... dan tantangan keamanan yang dihadapi negara"
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, KUWAIT - Kuwait membubarkan keparlemenannya, menyusul krisis negara yang diakibatkan oleh terus anjloknya harga minyak.
Emir Kuwait Sabah Al-Ahmad Al-Sabah telah membacakan dekrit pembubaran parlemen Kuwait dalam rapat darurat pemerintahan.
"Hal ini dilakukan melihat keadaan negara ... dan tantangan keamanan yang dihadapi negara," demikian pernyataan Sabah Al-Ahmad Al-Sabah.
Pembubaran dikatakan sengaja dilakukan agar pemilihan umum dilaksanakan lebih cepat.
Langkah pembubaran ini dilakukan menyusul desakan dari juru bicara parlemen, Marzouk Al-Ghanem, akan percepatan pemilu.
Sebagai negara produsen besar minyak di Timur Tengah, Kuwait mengalami krisis besar setelah harga minyak terus anjlok.
Hal itu berujung pada pemotongan subsidi serta perselisihan antara pemerintah dan parlemen.
Parlemen sempat berseteru dengan para menteri atas keputusan pemerintah untuk menaikkan harga minyak.
Tak hanya krisis ekonomi, krisis keamanan negara yang disebabkan oleh ancaman serangan ISIS juga menghantui Kuwait.
Tak disebutkan kapan pemilu akan secepatnya dilaksanakan pascapembubaran parlemen, namun menurut konstitusi harus dilakukan dalam waktu 60 hari.
Sumber: Kuwait Times/Al Jazeera