Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia Kirim Tiga Kapal Selam Pengangkut Rudal Jelajah ke Suriah

Tiga kapal selam Rusia dipersenjatai rudal jarak jauh dan akan bergabung dengan angkatan laut-nya menuju Suriah.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Rusia Kirim Tiga Kapal Selam Pengangkut Rudal Jelajah ke Suriah
janes defence
Kapal selam Kilo Class 

TRIBUNNEWS.COM - Rusia telah mengirim tiga kapal selam menuju Suriah sebagai bagian dari persiapan untuk melakukan serangan besar-besaran di Aleppo, Suriah utara.

Kantor berita Agence France-Presse, Minggu (30/10/2016) malam, melaporkan, tiga kapal selam Rusia dipersenjatai rudal jarak jauh dan akan bergabung dengan angkatan laut-nya menuju Suriah.

Angkatan Laut Inggris dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah melacak, ada dua kapal selam Akula dan satu Kilo bertenaga diesel saat ketiga kapal selam itu bergerak ke Suriah.

Tiga kapal selam itu dikirim untuk bergabung dengan armada Rusia yang dipimpin kapal induk dari era Soviet, yakni Admiral Kuznetsov.

"Rusia sekarang memiliki kapal selam di Mediterania," kata sumber senior Angkatan Laut Kerajaan Inggris kepada The Sunday Times.

Inggris mengkhawatirkan, kapal selam Suriah itu telah dipersenjatai dengan rudal jelajah jarak jauh Kalibr. Kapal dipergunakan untuk memperkuat serangan terakhir di Aleppo.

Armada kapal selam itu meliputi Admiral Kuznetsov, kapal petempur Pyotr Veliky, kapal perusak Admiral Kulakov, kapal Severomorsk, dan beberapa kapal penyuplai.

Berita Rekomendasi

Pada Selasa (25/10/2016) lalu, Sekjen NATO Jens Stoltenberg memperingatkan, armada Rusia yang dikirim ke Suriah kemungkinan dapat digunakan untuk menargetkan warga sipil di Aleppo. 

Namun, pejabat senior Kementerian Luar Negeri Rusia, Andrei Kelin, menyebut pernyataan Stoltenberg sebagai sesuatu yang sangat "tidak masuk akal".

"Kekhawatiran itu tidak berdasar karena pesawat kami tidak terbang ke dekat Aleppo selama sembilan hari," katanya kepada kantor berita RIA.

"Kelompok pertempuran kami berada di Laut Mediterania. Kapal kami memiliki kehadiran tetap di sana,” katanya.

"Mengapa membuat beberapa pernyatan palsu dan kemudian membuat beberapa rekomendasi politik berdasarkan asumsi mereka? Hal ini tentu saja tidak masuk akal," ujar Kelin.

Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) telah mempersoalkan pernyataan Rusia tentang moratorium pengeboman di Aleppo.

Organisasis berbasis di London, Inggris, itu mengatakan bahwa Aleppo telah dilanda serangan hom sejak Sabtu lalu.

Rusia sebelumnya telah merilis rekaman dari kapal selamnya yang  meluncurkan rudal jarak jauh terhadap posisi-posisi ISIS di Suriah.

Menurut Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, rudal jelajah Kalibr diluncurkan dari kapal selam Rostov-on-Don dan berhasil mengenai dua "posisi teroris" di Raqqa, 160 km timur dari Aleppo 

Rezim dan oposisi Suriah terkunci dalam pertempuran sengit pada Minggu (30/10/2016) di sisi barat Aleppo. Akibatnya 38 warga sipil tewas dan 250 orang terluka.

Di antara mereka yang tewas dalam serangan dua hari itu adalah 14 anak, kata SOHR.

Oposisi dan sekutunya telah melancarkan serangan besar pada Jumat pekan lalu untuk menerobos garis pertahanan pasukan Suriah dan mencapai 250.000 orang yang terjebak perang di Aleppo timur.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas