Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saat Ini Banyak Ibu Jepang Kerja Keras Jodohkan Anak Lakinya

Pada awalnya seorang staf pembukuan laki yang masih single menginginkan cari calon suami.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Saat Ini Banyak Ibu Jepang Kerja Keras Jodohkan Anak Lakinya
Foto Richard Susilo
Masako Matsui (65) pemilik restoran soba di Tokyo yang menyelenggarakan perjodohan sejak November 2011 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perjodohan di Jepang lima tahun lalu banyak diikuti kalangan lelaki.

Tetapi kini justru terbalik, jauh lebih banyak wanita mencari pasangan calon suami dalam acara perjodohan dan kali ini dilakukan si pemilik restoran soba (bakmi Jepang) sejak November 2011.

"Dulu banyak pria mencari calon isteri. Kini banyak wanita mencari calon suami karena anak lelaki males cari calon isteri mengingat hidupnya banyak yang sudah mapan. Akibatnya ibu-ibunya menghubungi saya mencoba memasukkan anaknya laki-laki supaya ikut kegiatan perjodohan ini," ujar Masako Matsui (65) pemilik restoran soba di Tokyo yang kini sedang populer acara yang dibuatnya, khusus kepada Tribunnews.com siang ini, Senin (7/11/2016).

Menurut Matsui, lelaki sekarang ini sudah banyak yang bekerja, bisa mandiri, punya uang, mapan dalam kehidupan sehari-hari, berkecukupan apa pun.

"Jadi mereka merasa enggan kalau punya isteri, mungkin akan terasa membebankan, jadi tidak bebas kehidupannya, sehingga malas untuk menikahi wanita. Akibatnya banyak ibu-ibu kewalahan karena mereka juga ingin secepatnya anak lakinya menikah dan bisa cepat menggendong cucunya pula nantinya."

Kecenderungan lelaki Jepang malas untuk menikah terutama yang muda sampai dengan usia menjelang 40 tahunan, menjadikan jumlah peserta kegiatan yang dibuat Matsui, berikutnya 13 November, jauh lebih banyak peserta wanita ketimbang laki-laki.

Berita Rekomendasi

"Bingung juga saya membuatnya nanti karena jumlah lelaki sangat sedikit. Padahal harus imbang jumlah lelaki dan jumlah wanita supaya bisa mendapatkan jodoh yang pas pula. Tiap hari saya sibuk ini melakukan interview sekaligus menjelaskan acara perjodohan ini kepada para calon peserta," ujarnya.

Oleh karena itu Matsui kini sedang mendekati berbagai temannya, menyebarluaskan lebih banyak lagi adanya kegiatan perjodohan ini (sobakon), khususnya kepada kalangan lelaki supaya jumlah peserta seimbang antara laki dan wanita, paparnya sambil memperlihatkan daftar peserta mendatang yang memang kebanyakan wanita.

Usia para wanita sekitar 30 tahunan tetapi pria umumnya 40 tahunan.

"Dulu bahkan ada laki-laki 48 tahun dan wanita 45 tahun. Kalau yang agak tua itu kita satu kan dalam acara lain yaitu Perjodohan Senior karena memang usianya menjelang 50 tahun. Sedangkan sobakon sekitar 30 tahunan. Jadi ada peserta yang memang sempat kami tolak karena terlalu tua kalau masuk ke acara sobakon, terutama dari kalangan wanita."

Acara sobakon ini sebenarnya tidak disengaja. Pada awalnya seorang staf pembukuan laki yang masih single menginginkan cari calon suami.


Lalu diskusi dengan Matsui dan setuju dibuatkan semacam perjodohan di restoran soba nya tersebut.

Dukungan juga dari seorang pengacara, bahkan bankers bank Sugamo Shinkin Bank.

"Saya kaget sekali semuanya sangat mendukung acara ini sehingga terlaksana pertama November 2011 dengan jumlah terkumpul 30 orang ada 15 pasangan. Namun saat itu belum ada yang terjodohkan, mungkin masih malu-malu atau belum jodoh."

Namun setelah itu, setelah bekali-kali diselenggarakan termasuk di sebuah hotel di depan restoran sobanya tersebut, bahkan sempat terkumpul 80 orang atau 40 pasangan, kini 13 November mendatang yang ke-25 kali untuk acara perjodohan akan dilakukan di restoran sobanya tersebut mulai jam 11 siang sehingga sore sekitar jam 18.00.

Apakah yang akan terjadi nantinya, mungkin menarik kita ikut bersama kisah perjodohan para lelaki dan wanita Jepang.

"Semua warga Jepang tak ada orang asing yang jadi peserta. Tentu data mereka kami peroleh untuk arsip kami dan dijaga kerahasiaannya dengan baik oleh kami," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas