Menlu Retno Temui Aung San Suu Kyi Bicarakan Rohingya
"Saya sekali lagi menyampaikan kepedulian kami terhadap situasi di Rakhine state kepada State Cpunsellow Daw Aung San Suu Kyi," ujar Menlu.
Editor: Hasanudin Aco

TRIBNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negri (Menlu) Retno LP Marsudi menemui pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, untuk membahas sejumlah permasalahan, termasuk konflik antara etnis Rohingya dan penduduk pribumi Myanmar di Rakhine State, Myanmar.
Dikutip dari Kemlu.go.id, dalam pertemuan yang berlangsung di Naypyidaw, Myanmar, Selasa (7/12/2016) kemarin, Retno LP. Marsudi menyampaikan langsung ke perempuan pemenang nobel perdamaian itu mengenai kepedulian Indonesia atas permasalahan di Rakhine State yang tidak kunjung tuntas itu.
"Saya sekali lagi menyampaikan kepedulian kami terhadap situasi di Rakhine state kepada State Cpunsellow Daw Aung San Suu Kyi," ujar Menlu usai menemui Aung San Suu Kyi.
Baca: Dinilai Rasis soal Muslim, Muncul Petisi Cabut Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi
Dalam pertempuan singkat itu pemerintah Indonesia menekankan pentingnya keamanan dan kestabilan di wilayah Rakhine State, agar pembangunan bisa terus berlangsung di wilayah itu.
Pemerintah Indonesia juga berharap peemrintah Myanmar bisa terus berpegang teguh kepada Hak Asasi Manusia (HAM) dalam menangani konflik ddi Rakhine State, dan selalu menghargai etnis Rohingya yang tergolong minoritas di Myanmar.
Terhadap penyampaian tersebut, Aung San Suu Kyi menerimanya dengan baik, dan setuju bahwa pembangunan di Rakhine State harus terus dilanjutkan.
Pihak Myanmar juga setuju bahwa akses bagi pihak luar Myanmar untuk memberikan bantuan juga harus dibuka selebar-lebarnya.
"Pemerintah Myanmar setuju untuk membuka pintu bagi bantuan kemanusiaan dari Indonesia, sehingga memungkinkan bantuan dari Indonesia untuk sampai ke Rakhine," katanya.
Bantuan yang diberikan Indonesia antara lain adalah pembangunan sejumlah sekolah, dua diantaranya sudah selesai dibangun.
Selain itu pemerintah Indonesia juga membantu pembangunan fasilitas kesehatan seluas sekitar 4000 meter persegi.
Untuk menuntaskan konflik horizontal di Rakhine, pemerintah Indonesia dan pemerintah Myanmar sudah sepakat untuk menggelar dialog antar agama, untuk menapai kesepahaman dan toleransi.