Masih Jadi Teka-teki! Iklan Misterius Jelang Serangan Jepang ke Pearl Harbour
Tak ada tanda-tanda serius jika Jepang akan melancarkan serangan ke pangkalan Angkatan Laut AS di Pearl Harbour, Hawaii.
TRIBUNNEWS.COM, AMERIKA SERIKAT - Tak ada tanda-tanda serius jika Jepang akan melancarkan serangan ke pangkalan Angkatan Laut AS di Pearl Harbour, Hawaii.
Meski demikian, FBI menilai ada yang ganjil dari temuan mereka terkait serangan ini; ada iklan misterius jelang serangan Jepang ke Pearl Harbour itu.
Sialnya, iklan misterius itu masih menjadi teka-teki hingga kini.
Serangan ke Pearl Harbour pada 7 Desember 1941 menjadi peristiwa yang memilukan bagi militer Amerika Serikat.
Presiden Franklin D. Roosevelt menyebut serangan ini sebagai The Day of Infamy. Lebih dari itu, serangan ini adalah kunci pembuka Perang Pasifik yang menegangkan itu.
Dua kapal kelas battleship ditenggelamkan, puluhan rusak, 188 pesawat dihancurkan, dan total jenderal ada 2.043 jiwa meregang nyawa dalam serangan ini.
Serangan ini sukses lantaran intelijen militer AS gagal menangkap tanda-tanda bahwa Jepang akan menyerang.
Secara diplomatik Jepang pun tidak menunjukkan niatan agresi sampai detik-detik terakhir serangan. Sama sekali tidak ada peringatan.
Meski demikian, seperti disebut di awal, ada ada satu keanehan yang sempat dicatat FBI pascaperang.
Pada 22 November 1941, New Yorker menerbitkan dua iklan cetak yang misterius. Iklan tersebut mengiklankan suatu produk yang tidak pernah ada. Iklan pertama di halaman depan bertuliskan “Achtung, Warning, Alerte!” yang bertujuan untuk menarik perhatian, dengan gambar dua dadu yang masing-masing berwarna hitam dan putih. Dadu putih tertera angka 12, 22, dan XX. Sementara dadu hitam tertera angka 0, 5, dan 7.
Ada juga tulisan “Lihat iklan di halaman 86” dengan pemasang iklan disebutkan sebagai Monarch Publishing Co.
Saat iklan di halaman 86 dibuka, ada gambar aneh yang menggambarkan orang-orang bermain dadu di dalam shelter antibom, sementara lampu sorot menyinari langit dengan ledakan peluru senjata antipesawat menghiasi langit yang kelam.
Iklan itu kira-kira berbunyi seperti ini:
“Kami harap Anda tidak pernah menghabiskan malam musim dingin yang panjang di dalam shelter antiserangan udara, namun kami berpikir … masuk akal kalau kita bersiap. Jika Anda tidak sibuk pada saat ini sampai Natal nanti, kenapa tidak berhenti sejenak dan merencanakan untuk membeli barang yang akan berguna nantinya … makanan kalengan, lilin, Sterno, air minum kemasan, gula, kopi atau teh, brandy, banyak rokok, buku, majalah, vitamin, dan walaupun sebenarnya tidak ada waktu memikirkan apa yang sedang trendi, kami bertaruh bahwa teman Anda pasti ingat memasukkan permainan dadu dan keping yang menjadi permainan favorit di Chicago, THE DEADLY DOUBLE.”
Yang mencurigakan adalah paduan angka-angka di dadu yang bila disusun akan merujuk ke tanggal 7 bulan 12, tanggal terjadinya serangan Pearl Harbour. FBI pun memutuskan untuk menyelidiki iklan aneh ini setelah perang, namun justru menemukan lebih banyak pertanyaan.
Pertama, tidak pernah ada produk permainan dadu bernama The Deadly Double. Yang lebih mencurigakan lagi, setelah ditelusuri, tidak pernah ada nama Monarch Publishing Co sebagai perusahaan yang memasang iklan. Orang yang dicurigai sebagai pemasangnya pun ternyata ditemukan sudah meninggal karena sebab tidak jelas.
Pemasang iklan datang langsung ke kantor majalah New Yorker, menyerahkan pelat cetakan iklan, dan membayar kontan, sehingga tentu tidak ada pertanyaan. Kenapa ada pemasang iklan yang repot memasang iklan palsu, terlebih lagi mengiklankan suasana perang yang muram, sementara rakyat AS pada saat iklan itu terbit percaya penuh dengan kebijakan isolasionisme yang dianut pemerintahnya.
Apakah iklan ini dipasang sebagai petunjuk rahasia mengenai tanggal serangan kepada (mungkin) mata-mata Jepang atau Nazi Jerman di Amerika Serikat? Misteri itu sampai sekarang tidak pernah terjawab. (Intisari/Moh. Habib Asyhad)
Berita ini sudah pernah dimuat di Intisari-Online.com dengan judul Iklan Misterius Jelang Serangan Jepang ke Pearl Harbour Ini Masih Menjadi Teka-teki hingga Kini