Pendukung Trump Balas Kampanyekan Boikot Starbucks
Para pendukung Trump kini menyerukan kampanye memboikot Starbucks di dunia maya dengan tagar #BoycottStarbucks
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON DC -- Pernyataan Starbucks yang berniat mempekerjakan 10.000 pengungsi di seluruh dunia sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan anti-imigran Presiden Donald Trump langsung mendapat tanggapan.
Para pendukung Trump kini menyerukan kampanye memboikot Starbucks di dunia maya dengan tagar #BoycottStarbucks yang kangusng menjadi trending topic Twitter di AS.
"Di saat Presiden Trump memperjuangkan lapangan pekerjaan untuk rakyat AS, CEO Starbucks malah ingin mempekerjakan 10.000 pengungsi. Bagaimana dengan kami?#BoycottStarbucks," ujar pengguna Twitter, Scott Presler.
Namun, para netizen yang menentang kebijakan Trump memuji keputusan manajemen Starbucks.
"Muncul #BoycottStarbucks karena mereka berniat mempekerjakan pengungsi, Anda tahu artinya? Saatnya untuk minum Starbucks," ujar Shafeeq Younus, pengguna Twitter.
Banyak yang mengkritik gerai kopi internasional ini memutuskan untuk mempekerjakan pengungsi ketimbang para veteran perang.
Namun, Starbucks ternyata memiliki program untuk mendukung para veteran perang dan keluarga mereka.
Saat ini, Starbucks sedang dalam proses untuk mempekerjakan 10.000 veteran perang dan keluarga militer untuk memenuhi janji yang dibuatnya pada 2013.
Perusahaan yang berbasis di Seattle itu memiliki sejarah panjang dalam hal keterlibatan dalam politik dan bukan kali ini saja Starbucks berada di tengah sebuah permasalahan besar. (Independent)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.