Wanita Mata-mata Korut Dari Gadis Erotis Hingga Nenek-nenek
Kasus pembunuhan terhadap putra sulung mantan pemimpin Korea Utara Kim Jong Il, Kim Jong Nam di Kuala Lumpur, membangkitkan sejarah panjang keberadaa
Dia menggigit sianida yang disimpan di dalam sebatang rokok. Upaya bunuh diri dengan cara sama pun sempat akan dilakukan Kim Hyon Hui, tetapi bisa digagalkan.
Perempuan itu lalu diekstradisi ke Seoul. Dalam pemeriksaan di Korsel, Kim mengaku peledakan pesawat ditujukan untuk mengganggu rencana Olimpiade Musim Panas di Seoul, 10 bulan setelah peristiwa.
Atas perbuatan itu, Kim dijatuhi hukuman mati. Namun, kemudian dia menerima pengampunan. Sebab, belakangan terungkap bahwa Kim telah menjadi korban penipuan pemimpin Korut.
Kim pun menjadi penulis dan membuat sejumlah buku laris. Dia menikah dengan mantan pejabat intelijen.
Won Jeong Hwa
Perempuan ini masuk ke Korea setelah sekitar tahun 2001 dengan menyamar sebagai pengungsi dari Korut.
Hwa kemudian ditangkap dan menjalani hukuman lima tahun penjara pada tahun 2008.
Otoritas Korsel menyebutkan, Hwa menggunakan daya tarik seksualnya untuk mendapatkan informasi sensitif tentang militer Korsel.
Dia pun menjalin hubungan dengan perwira Korsel dan merancang pembunuhan terhadap sejumlah pejabat militer lainnya.
Media Korea Selatan dengan cepat memberi julukan "Mata Hari-nya Korea Utara" untuk Hwa.
Mata Hari adalah nama panggung dari Margaretha Geertruida "Margreet" MacLeod, penari erotis asal Belanda yang menjadi mata-mata untuk Jerman pada masa Perang Dunia I.
Setelah dibebaskan dari penjara, Hwa mengatakan, citranya sebagai Mata Hari asal Korut terlalu dibesar-besarkan. Sebab, dia hanya satu kali menggunakan seks untuk tugasnya.
Dia mengaku sungguh jatuh cinta kepada seorang tentara muda. Dia lantas tak menuruti perintah Korut untuk membunuh dua pejabat intelijen Korsel dengan menggunakan racun.
Hwa lalu berjuang untuk mengubah jalan hidupnya setelah lepas dari penjara.