Sempat Tidak Makan Tiga Hari, Putri Aiko dari Jepang Diduga Terkena Anoreksia
Aiso sama, putri Pangeran Hirohito, putra tertua Kaisar Jepang ternyata sempat dua atau tiga hari tidak makan di bulan November 2016 lalu.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Aiko sama, putri Pangeran Hirohito, putra tertua Kaisar Jepang ternyata sempat dua atau tiga hari tidak makan di bulan November 2016 lalu. Ada yang mengatakan dia terkena penyakit Anorexia Nervosa (AN).
"November lalu sempat dua atau tiga hari Aiko sama tidak makan," ungkap sumber di Badan Kerumahtanggaan Kekaisaran Jepang baru-baru ini.
Akibatnya Pangeran Naruhito sempat turun tangan memasak makanan buat putrinya, "Ayo makan sayang biar sehat ya," kata Pangeran Naruhito.
Aiko pun tak menjawab banyak, dia hanya mengatakan, "Sore ha wakateimasu." (Itu saya mengerti).
Meskipun sudah diminta ayahnya, Aiko masih malas untuk makan sampai ibunya, Masako sama, juga menegurnya, "Makan sayur saja biar segar ya," papar Masako.
"Tetapi tetap saja kata-kata ibunya tak diindahkan Aiko sama yang tetap tak mau makan sampai banyak anggota keluarga dan sekelilingnya cukup kewalahan waktu itu," ungkap sumber itu.
Di masa sekolah dasar, Aiko sama yang sangat dicintai rakyat Jepang, sempat dibully satu setengah tahun di sekolahnya Gakushuin yang berada dekat Stasiun Mejiro Tokyo, sehingga sempat sekolah selalu didampingi pengasuhnya.
Hideki Tachikawa, dokter spesialis dalam gangguan makan di Park Side Hibiya Clinic, mengungkapkan kemungkinan adanya Anoreksia pada Aiko sama.
"Penyebab anoreksia nervosa sering memiliki masalah dalam hubungan ibu dan anak, yang kekurangan cinta dari orang tua mereka," kata dia.
Anak-anak secara tidak sadar mengirimkan sinyal emosional melalui gerak tubuh dan terpengaruh ekspresi wajah ibu.
"Sedangkan ibu tidak benar menerima sinyal tersebut dan mengatakan 'Saya ingin melakukan ini' yang membuat anak menjadi tidak puas, sehingga menyebabkan anoreksia," kata Tachikawa.
Beberapa ibu tidak sensitif terhadap sinyal, tenggelam dalam pekerjaan, kadang-kadang tidak dapat diketahui oleh keluarga yang mengalami masalah.
"Masako pernah mengalami kondisi penyakit mental sebagai gangguan adaptasi dan mungkin tidak mampu menahannya di asa lalu," ujar Tachikawa.