TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis terorisme Universitas Indonesia (UI) Ridlwan Habib melihat serangan teror di dekat Gedung Parlemen London, Inggris meniru serangan di Nice, Perancis dan Berlin Jerman.

Dalam serangan teroris di London, seorang polisi tewas tertusuk saat pelaku berupaya masuk ke Parlemen Inggris.

Pelaku juga menabrakkan mobilnya hingga mengakibatkan puluhan orang luka luka.

"Tipe serangannya meniru serangan di Nice Perancis dan Berlin Jerman, menabrakkan kendaraan untuk mendapatkan korban sebanyak mungkin, " ujar Ridlwan Habib kepada Tribunnews.com, Kamis (23/3/2017).

Namun menurut Ridlwan, serangan teror di London ini belum tentu ISIS berada di balik teror tersebut.

"Pola serangannya memang sesuai instruksi ISIS, tapi sebaiknya menunggu investigasi sebelum menyebut itu didalangi ISIS," jelas alumni S2 Pascasarjana Intelijen UI tersebut.

Ridlwan menjelaskan, keterlibatan Inggris dalam pasukan koalisi melawan ISIS di Mosul Irak bisa jadi penyebab.

Kabar terkini korban tewas dalam serangan teror yang terjadi di jantung Kota London, Rabu (22/3/2017) bertambah.

Kini tercatat, tiga warga sipil dan seorang polisi yang berjaga di depan gedung Parlemen Inggris tewas.

Sementara, jumlah korban luka pun membengkak dari data sebelumnya 20 orang menjadi 40-an orang.

"Tiga warga sipil tewas, sementara satu polisi pun menjadi korban. Lalu ada 40-an yang terluka," kata pejabat Pejabat AntiTeror Inggris Mark Rowley, seperti dikutip AFP.

Sebelumnya, Rowley menyebut, ada tiga orang tewas dan 20 lainnya terluka dalam aksi serangan teror itu.

Digambarkan, seorang pria melintas di jalur pejalan kaki di depan gedung parlemen, dan lalu menikam seorang polisi sebelum menembak mati polisi tersebut.

Serangan itu terjadi di dekat ikon Inggris Big Ben, tak jauh dari Jembatan Westminster. Kontan, para turis yang memadati areal wisata itu pun mengalihkan pandangannya ke lokasi penyerangan.