Presiden Mesir Berlakukan Keadaan Darurat 3 Bulan
Ia tegaskan, dua serangan teroris ini adalah, "usaha untuk menghancurkan kesatuan Mesir."
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, KAIRO - Presiden Mesir, Abdel Fattah Al-Sisi mengatakan pihaknya memberlakukan keadaan darurat selama tiga bulan, menyusul terjadinya dua serangan teroris di dua Gereja Koptik di Kota Tanta dan Alexandria, Minggu (9/4/2017) pagi.
Dia menyatakan dukacita mendalam kepada keluarga korban yang tewas dalam serangan yang paling tidak merenggut nyawa 48 orang dan lebih dari 100 orang terluka.
Ia tegaskan, dua serangan teroris ini adalah, "usaha untuk menghancurkan kesatuan Mesir."
Demikian Sisi mengatakan dalam sambutannya di sebuah stasiun televisi negara, seperti dikutip media lokal Mesir, Egypt Independent, Senin (10/4/2017).
Dia kemudian mengatakan bahwa terorisme menghantui Mesir, setiap kali negeri ini mencapai keberhasilan dan menyerukan masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban negara-negara yang mendanai aksi terorisme.
Dia tegaskan, Mesir, berdiri teguh melawan dan memerangi terorisme dari muka bumi ini.
Hampir 45 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka akibat serangan bom bunuh diri Minggu pagi (9/4/2017) di dua gereja Koptik Mesir, di kota Tanta dan Alexandria.
Ledakan bom pertama terjadi di dalam gereja yang terletak di kota Delta Nil Tanta dan mengakibatkan kematian 29 umat Gereja Koptik Mesir yang sedang menghadiri Misa pada Minggu Palma.
Termasuk seorang hakim tinggi dan 78 orang cedera, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan.
Awal kesaksian dari beberapa saksi menyatakan bahwa ledakan pertama dieksekusi oleh seorang pembom bunuh diri yang telah berada di antara jemaat dan berpura-pura menjadi seorang umat.
Jauh dari kota terbesar kedua di Tanta, Mesir, yakni Kota Alexandria juga diguncang oleh ledakan serupa sekitar dua jam kemudian.
Ledakan terjadi ketika seorang pembom bunuh diri mencoba menerobos masuk Gereja Katedral Santo Markus, di mana pimpinan Gereja Koptik Mesir, Paus Tawdros II menyampaikan kotbah pada Minggu Palma.
Petugas kepolisian yang ditugaskan untuk mengamankan Gereja Katedral Santo Markus di Alexandria berhasil mencegah pembom bunuh diri memasuki gereja.
Namun pelaku tetap melanjutkan aksinya dengan meledakkan bom di ikat pinggangnya di depan gereja.
Menurut pernyataan dari Kementerian dalam negeri, ledakan itu menewaskan seorang polisi, seorang perwira polisi yang telah menahan pelaku penyerangan bom bunuh diri merangsek masuk ke dalam kompleks Gereja.
Ledakan di depan gereja menewaskan 16 orang dan melukai 41 orang, menurut Departemen Kesehatan.
Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas kedua serangan tersebut seperti dilaporkan media berafiliasi ISIS yakni, Ammaq. (Egypt Independent)