Sepak Terjang Brigade Fatemiyoun, Tentara Rahasia Bentukan Iran di Perang Suriah
Sejak 2012, Garda Revolusi Iran mulai merekrut pejuang dari etnis Hazara yang mengungsi dari Afganistan.
Editor: Hendra Gunawan
Bekas komandan Fatimiyoun, Sayed Hassan Husseini atau yang lebih dikenal dengan nama Sayed Hakim mengklaim milisi Syiah Afganistan itu beranggotakan hingga 14.000 gerilyawan.
Mereka terbagi dalam tiga brigade di Damaskus, Hama dan Aleppo serta dilengkapi dengan persenjataan berat seperti artileri, kendaraan lapis baja hingga unit spionase.
Setiap gerilyawan Fatemiyoun mendapat gaji sekitar 450 dollar AS per bulan atau setara Rp 6 juta per bulan.
Selain itu pemerintah Iran juga memberikan dana tunjangan untuk keluarga. Jumlah uang yang diterima setiap serdadu bisa mencapai 700 dollar AS atau sekitar Rp 9 juta per bulan.
Kendati begitu, serdadu Fatemiyoun tidak diizinkan menetap lama di Iran, melainkan disiagakan di Suriah, Irak, atau Afganistan.
Tersebar di Timur Tengah
Faris Baiush, seorang perwira berpangkat kolonel di Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) pada awal 2016 mengatakan kepada Aljazeera, pihaknya memperkirakan setidaknya 2.000 gerliyawan Syiah Afganistan ikut bertempur bersama pasukan pemerintah di kota Aleppo.
Komandan Garda Revolusi, Mohammad Ali Jafari, mengklaim Iran memiliki 200.000 gerilyawan di Yaman, Irak, Suriah, Afganistan, dan Pakistan.
Media Iran, Mashregh, pernah memuat pernyataan seorang bekas komandan Garda Revolusi yang mengritik pemerintah karena tidak menggunakan Brigade Fatemiyoun dengan lebih optimal.
Menurutnya, milisi bersenjata itu bisa menjadi pion buat mendukung kebijakan luar negeri Teheran.(DW Indonesia)