Hina Supir Taksi, Pengusaha Ini Jadi "Bulan-Bulanan" Netizen
Lim Kian Liang, seorang pengusaha makanan asal Singapura, menjadi bulan-bulanan netizen setelah aksinya yang melecehkan seorang supir taksi.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Lim Kian Liang, seorang pengusaha makanan asal Singapura, menjadi bulan-bulanan netizen setelah aksinya yang melecehkan seorang supir taksi.
Seperti dirilis laman Mothership, Sabtu (29/4/2017), pengusaha kedai nasi ayam ini akhirnya merilis permintaan maaf terbuka melalui surat kabar.
Dia meminta maaf terkait ulahnya terhadap seorang supir taksi bermarga Sun.
"Mimpi buruk" Lim ini terjadi ketika dia menumpangi taksi Sun menuju ke rumahnya, dari tempat minum di area Clarke Quay, saat hari menjelang fajar.
Baca: China Larang Penggunaan Nama Bernuansa Islam di Xinjiang
Sebuah video yang menyebar melalui jejaring Facebook menggambarkan bagaimana Lim menghina sang supir.
Video itu kemudian mendapat perhatian besar dari kalangan netizen.
Konflik dimulai ketika Sun menangih ongkos setelah taksi sudah mengantar Lim ke lokasi tujuannya.
Alih-alih memberikan uangnya, Lim malahan berteriak ke supir taksi itu dengan melambaikan selembaran pecahan 1.000 dolar Singapura atau sekitar Rp 10 juta.
“Kamu mau uang? Apa 1.000 dolar cukup? Bagaimana dengan 30.000 dolar?“ teriak Lim ke arah Sun.
Sun tentu saja menolak uang dengan nominal besar itu karena dia tidak memiliki kembalian untuk tarif taksi bernilai 12.45 dollar Singapura.
Dia kemudian meminta Lim memberinya uang kecil. Lim yang sejak awal sudah emosi lalu melempar dua lembar uang pecahan 10 dolllar Singapura kepada Sun.
Tak hanya melempar, dia pun melecehkan sang supir, dengan menyebutnya sebagai orang miskin yang menyedihkan, karena cuma mampu menjadi supir taksi.
Sun yang merasa terhina melaporkan insiden ini.
Menurut Sun, kejadian ini tak cuma menghina dia, tapi juga seluruh supir taksi.
Dalam pernyataan maafnya, Lim mengaku dia sedang mabuk saat insiden itu terjadi. Dia juga mengaku sedang stres, karena banyak persoalan hidupnya.
Selanjutnya, dia sangat menyesali peristiwa itu, dan mengaku tak bermaksud menghina Sun dan para supir taksi.
“Saya sering menggunakan taksi, saya juga punya hubungan baik, saya benar-benar tidak ingat apa yang terjadi malam itu," kilah dia.
Dia juga mengakui, uang pecahan 1.000 dolar Singapura yang dipegangnya adalah untuk keperluan bisnis dan hanya untuk menyombongkan diri di acara minum-minum.
Akibat ulahnya, rumah makanannya menjadi sasaran kemarahan netizen yang menyerukan aksi boikot.
Tidak ketinggalan ada komentar yang menyebut rasa nasi ayam tergolong biasa, dengan harga yang sangat mahal. Telebih pemiliknya disebut berkelakuan menjijikan seperti itu.
Rumah makan itu juga mendapat teror dengan serentetan dering telepon bisa sebanyak 5-6 kali dalam setengah jam yang mengancam akan menutup bisnis Lim suatu saat.