Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pidato Trump di Arab Saudi Ditulis Penasihatnya yang 'Anti-Muslim', Seperti Apa Isinya?

Setelah berkunjung ke Arab Saudi, Trump akan bertolak ke Israel, wilayah Palestina, Belgia, Vatikan, dan Sisilia di Italia.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pidato Trump di Arab Saudi Ditulis Penasihatnya yang 'Anti-Muslim', Seperti Apa Isinya?
Newyorktimes
Trump dan istrinya, Melania Trump, akhirnya menjejakkan kaki di Arab Saudi 

TRIBUNNEWS.COM, ARAB - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dijadwalkan menyampaikan pidato mengenai pentingnya menghadapi ekstremisme dalam Islam saat berkunjung ke Arab Saudi, Minggu (21/05).

Pidato tersebut, yang akan dilontarkan dalam Konferensi Islam Arab Amerika, mengemuka pada hari kedua lawatan perdana Trump ke luar negeri sebagai presiden.

Kantor berita Associated Press, yang mendapat salinan pidato dari dua sumber, melaporkan bahwa isi pidato Trump berupaya menggambarkan ekstremisme sebagai pertempuran antara kejahatan dan kebaikan.

Baca: Hadiri KTT Arab-AS, Trump Ingin Kerjasama Lawan Terorisme

Menurut AP, Trump akan mengatakan, "Kami di sini tidak untuk menguliahi, memberi tahu orang lain cara hidup, apa yang harus dilakukan, atau hendak jadi siapa. Alih-alih, kami di sini menawarkan kemitraan untuk membangun masa depan bagi kita semua."

Sebagaimana dilaporkan CNN, penulis pidato Trump adalah penasihatnya.

Namanya Stephen Miller, orang yang menulis tentang larangan perjalanan bagi warga sejumlah negara berpenduduk mayoritas Muslim.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, Trump telah melontarkan berbagai komentar kontroversial tentang Islam, termasuk gagasan menciptakan bank data semua warga muslim di AS.

Dia juga dikritik sejumlah politikus karena tidak menggunakan frasa "terorisme Islam radikal".

Frasa itu, menurut beberapa penasihat Trump kepada media di AS, tidak akan muncul dalam pidatonya kali ini.

Kunjungan Trump ke Arab Saudi seiring dengan penandatangan kesepakatan perdagangan senilai US$350 miliar, yang mencakup perjanjian persenjataan terbesar sepanjang sejarah AS yang menurut Menteri Luar Negeri Rex Tillerson bertujuan menandingi pengaruh Iran.

Sumber: BBC Indonesia
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas