Rouhani Menangkan Pilpres, Rakyat Iran Siap Tagih Janjinya Saat Kampanye
Janji itu diulangnya kembali dalam kampanye menjelang Pilpres 2017, yang membuatnya kembai dipercaya sebagai Presiden Republik Islam Iran.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Iran telah menggelar Pemilu Presiden pada 19 Mei 2017, dan hasilnya, rakyat Republik Islam itu kembali memilih Hassan Rouhani untuk kedua kalinya sebagai pemimpin mereka.
Empat tahun lalu Rouhani terpilih jadi pesiden dan menjanjikan banyak hal kepada pemilihnya.
Janji itu diulangnya kembali dalam kampanye menjelang Pilpres 2017, yang membuatnya kembai dipercaya sebagai Presiden Republik Islam Iran.
Bagaimana pemenuhan janji kampanye itu?
Soal kebebasan
Rouhani menang Pilpres 2013 dengan meraih 51 persen suara, menyingkirkan tujuh kandidat saingannya.
Di kalangan generasi muda dan kaum wanita, Rouhani dipandang sebagai tokoh pemberi harapan. Janji kampanye saat itu adalah memberi lebih banyak kebebasan dan perujukan dengan barat.
Kementrian perempuan
Rouhani dilantik oleh pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Presiden Rouhani mengumumkan kabinet baru pada Agustus 2013.
Tapi komposisinya tidak sesuai janji kampanye, yang menyatakan akan membentuk kementrian perempuan. Semua menterinya adalah pria.
Jabatan menteri strategis di kabinet tetap ditunjuk oleh pemimpin tertinggi.
Keluar isolasi tanpa konjungtur
Kesepakatan nuklir Iran dengan enam negara kuat, yakni lima negara pemilik hak veto (anggota tetap DK PBB) ditambah Jerman (anggota tidak tetap DK PBB), membuat Iran keluar dari isolasi internasional selama beberapa dekade. Sejumlah sanksi ekonomi juga dicabut.
Namun, masalahnya, janji dorongan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru setelah dicabutnya sanksi, tidak bisa terwujud.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.