Pengungsi Marawi Kekurangan Air Bersih
Krisis air bersih dan kesehatan memburuk melanda para pengungsi korban konflik Mindanao Utara.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, ILIGAN - Krisis air bersih dan kesehatan memburuk melanda para pengungsi korban konflik Mindanao Utara.
Makin memburuknya kondisi kesehatan sejumlah besar pengungsi atau kebersihan yang layak makin membuat mereka menderita, ditengah pertempuran antara militer dengan Militan Maute di kota Marawi yang belum menunjukkan tanda-tanda segera berakhir.
Sekitar 20.000 orang yang masih tinggal di tempat penampungan darurat di sekolah dan gedung pertemuan masyarakat selama hampir empat minggu setelah pertempuran antara militan yang berafiliasi ke ISIS dan militer Filipina pecah pertama kali.
Kondisi di pusat-pusat pengungsian semakin memburuk dengan 59 orang meninggal dunia karena penyebab kesehatan sejak 23 Mei.
Sebaliknya, 20 korban sipil meninggal karena pertempuran ini.
"Perhatian kami adalah 180.000 pengungsi yang tinggal di luar tempat penampungan sementara dengan tenaga kesehatan tidak memeriksa kondisi mereka saat ini," kata Sekretaris Kementerian kesehatan Filipina Paulyn Ubial.
Mereka yang tinggal di pusat-pusat pengungsian hanya sebagian kecil dari jumlah orang yang terpaksa melarikan diri dari rumah mereka.
"Empat puluh orang yang meninggal dunia disebabkan oleh dehidrasi," kata Ubial.
Di pusat pengungsian besar di Baloi, di luar Marawi, kebutuhan untuk lebih banyak minum air sangat mendesak.
"Penderitaan para pengungsi semakin kompleks, terutama untuk mengakses air, karena pusat pengungsian ini tidak memiliki fasilitas air," ujar Nesphia Ali, seorang pekerja SAR pemerintah.
"Saya dapat melihat pagi ini bahwa sebagian besar anak-anak tidak bisa mandi. Mereka meminta air minum,"katanya. (CNA)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.