Cuitannya Kontroversi, Tetapi Mengapa Twitter Tidak Berani Blokir Akun Presiden Donald Trump?
Twitter telah melarang pelecehan dan perilaku kebencian, namun ada banyak ruang untuk memperdebatkan apa yang dimaksud dengan perilaku seperti itu.
Editor: Hasanudin Aco
Cuitan-cuitan Penting
Para pendukung kebebasan berekspresi sepakat lebih baik Trump tetap ada di Twitter.
Emma Llanso, direktur Center for Democracy & Technology's Free Expression Project, mengatakan cuitan-cuitan Trump “nyata-nyata pidato yang relevan dari segi politik” dan bahkan dikutip dalam kasus-kasus pengadilan untuk menantang berbagai kebijakan presiden. Contohnya, banding pengadilan AS menggunakan cuitan-cuitan Trump di bulan Juni untuk menghentikan larangan perjalanan yang dikeluarkan oleh Trump terhadap orang-orang yang berasal dari enam negara yang mayoritas Islam.
Llanso mengatakan bisa dipahami mengapa ada “begitu banyak tekanan” pada media sosial tersebut untuk menanggulangi pelecehan. Jauh sebelum Trump terpilih sebagai presiden, para pengguna dan pendukung keamanan online menyerukan Twitter untuk berbuat sesuatu terhadap tindak penyalahgunaan pada layanannya.
Namun menyangkut keberadaan cuitan presiden yang luar biasa pada Twitter, ia cenderung memilih agar perusahaan swasta itu menghindari keputusan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Sebaliknya, ujarnya, “kita harus berpaling pada instrumen demokrasi kita sebagai tempat yang tepat untuk menuntut tanggung jawab presiden.”
Lolos dari pemblokiran
Twitter tampaknya sepakat. Awal bulan ini, perusahaan tersebut mengumumkan pihaknya sekarang telah mengambil tindakan, termasuk penutupan akun-akun yang melakukan penyalahgunaan, dalam jumlah 10 kali lipat dibandingkan tahun lalu (meskipun tidak mengungkapkan angkanya). Akun Trump, tentunya, tidak termasuk di antaranya.
Bulan Juni, presiden membela tindakannya di media sosial, dengan melontarkan cuitan bahwa media utama tidak ingin mengizinkan “pesannya yang jujur dan tidak disensor” bocor keluar. Gedung Putih tidak langsung merespon pesan yang dikirimkan yang meminta komentar dari lembaga tersebut hari Kamis pagi.
Harus berlaku timbal balik
Twitter menyediakan sarana untuk presiden agar dapat berinteraksi secara langsung dengan dunia, tanpa perantara seperti media massa. Namun apabila itu penting bagi orang-orang untuk mendengar langsung dari Trump, ujar para pendukung kebebasan berekspresi, maka penting juga bagi Tump untuk mendengarkan – dan mengizinkan orang untuk melihat pesan-pesannya.
Tindakannya untuk memblokir para pengguna individu dari layanan tersebut berpotensi untuk menghadapi gugatan hukum.
Pelawak Dana Goldberg, yang mengatakan presiden telah memblokirnya namun bukan menjadi bagian dari pihak yang mengajukan gugatan hukum, menyamakan tindakan Trump dengan “melakukan Pidato Kenegaraan dan memblokir pesawat televisi orang-orang yang memilih (Hillary) Clinton.”
Pelanggarannya? Goldberg, dengan pengikut di Twitter sebanyak 7.680 orang dibandingkan Trump yang memiliki 34,6 juta pengikut, mengatakan cuitannya yang menyebut “orang yang perlu dikasihani” setelah mendoakan Sen. John McCain cepat sembuh setelah didiagnosa kanker, meskipun sebelumnya mengolok-olok catatan tentang McCain semasa perang.
“Fakta bahwa saya diblokir oleh presiden Amerika Serikat, benar-benar tidak masuk akal,” katanya [ww/fw]