Di Jepang Korban Buli Bisa Konsultasi Lewat LINE
Konsultasi bisa mengirimkan tulisan, foto bahkan film misalnya bukti adanya buli kepada seseorang ke tempat konsultasi tersebut.
Editor: Johnson Simanjuntak
![Di Jepang Korban Buli Bisa Konsultasi Lewat LINE](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/line-jepang-nih2_20170807_204037.jpg)
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Pembuat aplikasi umum gratis LINE Jepang untuk pertama kali kerjasama dengan pemerintah khususnya dengan kementerian pendidikan Jepang melakukan dan membuka konsultasi anti buli bagi pelajar SMP dan SMA Jepang.
"Melalui konsultasi lewat LINE diharapkan para pelajar bisa tersalurkan uneg-unegnya yang kena buli dari teman-temannya sehingga terjauhkan dari rasa ingin bunuh diri serta tersolusikan kasus buli tersebut," papar sumber Tribunnews.com Senin ini (7/8/2017).
Konsultasi bisa mengirimkan tulisan, foto bahkan film misalnya bukti adanya buli kepada seseorang ke tempat konsultasi tersebut.
Baca: Ini Kronologi Anjing Pitbull Gigit Bocah 8 Tahun Hingga Tewas
Dengan informasi tersbeut pihak otoritas bisa segera mengambil tindakan antisipasi supaya buli tidak terjadi dan bahkan lebih jauh anak yang di buli tidak mengambil tindakan bunuh diri.
Banyak kasus terjadi bunuh diri pelajar Jepang seperti yang terjadi di Otsu-shi, perfektur Shiga belum lama ini.
Pelajar SMP bunuh diri akibat di buli enam tahun lalu, meninggal bunuh diri.
Demikian pula seorang pelajar kelas 3 SMP Yoshihiro Kawamura (15) SMP Kachou Kota Nankoku Perfektur Kochi, awal tahun ini meninggal bunuh diri akibat di buli temannya.
Baca: Ngapain Repot-repot Mendengarkan Pak Ahok
Konsultasi lewat LINE ini secara penuh dan resmi akan dibuka bagi umum mulai November 2017. Namun persiapan dan uji coba sudah mulai dilakukan saat ini.
Konsultasi lewat medsos ternyata 20 kali lipat lebih banyak saat ini ketimbang lewat telepon.
"Itulah sebabnya pembukaan konsultasi lewat LINE mulai dibuka tahun ini karena tampaknay mudah dilakukan oleh banyak pelajar di Jepang dan bisa dilakukan 24 jam per harinya."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.