PBB Belum Pernah Terima Petisi Referendum Papua Barat
Dalam laporan tersebut, Benny Wenda menyatakan ia mengajukan petisi itu kepada Komite Khusus untuk Dekolonisasi PBB.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Komite Dekolonisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menolak laporan petisi rahasia yang menuntut referendum bebas untuk kemerdekaan di Papua Barat.
Ketua Komite, Rafael Ramirez mengatakan, tidak ada petisi yang diterima, dan laporan yang pertama kali dimuat di surat kabar The Guardian, itu adalah sebuah manipulasi.
"Beberapa orang mencoba menggunakan saya dan mencoba memanipulasi atau apapun," kata Ramirez seperti dilansir AustraliaPlus.com, Jumat (29/9/2017).
Menurut Ramirez, Papua Barat tidak menjadi agenda komite dan pihaknya memiliki hubungan yang sangat baik dan kuat dengan Indonesia. "Indonesia adalah sahabat kami yang sangat baik," sebutnya.
Baca: Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi: KPK Jangan Kasih Kendor ke Setya Novanto!
Baca: Mitos-mitos Kehamilan di Mata Nabila Syakieb
Sebelumnya, Koordinator Gerakan Pembebasan Papua Barat, Benny Wenda mengatakan kepada pers bahwa 1,8 juta orang Papua Barat telah menandatangani petisi rahasia, yang ditandatangani dari rumah ke rumah dan dari desa ke desa di seluruh provinsi itu.
Dalam laporan tersebut, Benny Wenda menyatakan ia mengajukan petisi itu kepada Komite Khusus untuk Dekolonisasi PBB.
Pemerintah Indonesia mengecam laporan petisi tersebut dan mengatakan bahwa petisi itu adalah aksi politik tanpa kredibilitas.
Reporter Dupla Kartini