Dokter Klinik Bandara Kuala Lumpur: Banyak Darah, Muntah dan Ludah Di Mulut Kim Jong Nam
Ada banyak campuran darah, muntahan, dan air liur di mulut Kim Chol atau Kim Jong Nam saat ia diberi pengobatan di sebuah klinik medis
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, SHAH ALAM - Ada banyak campuran darah, muntahan, dan air liur di mulut Kim Chol atau Kim Jong Nam saat ia diberi pengobatan di sebuah klinik medis di Tower Bandara Internasional Kuala Lumpur.
Demikian keterangan Dr Nik Mohd Ariff Raja Azlan Adzrul, seorang dokter di klinik medis di Tower Bandara Kuala Lumpur dalam persidangan kasus pembunuhan Jong Nam yang kembali digelar di Pengadilan Tinggi Malaysia, Selasa (3/10/2017).
Baca: Saksi Ahli Patologi Kimia: Tingkat Enzim Kontrol Otot Kim Jong Nam Sangat Rendah
Ia mengatakan, campuran cairan di mulut pasien menghalangi pandangannya untuk menemukan tabung trakea untuk membantu pernapasan.
"Jadi kita harus menyedot cairan keluar pertama sebelum melanjutkan prosedur intubasi. Setelah membersihkan cairan menggunakan mesin hisap, aku harus melihat pembukaan tabung trakea untuk bernapas dengan lebih nyaman dan melakukan intubasi," katanya.
Ketika ditanya wakil Jaksa Penuntut Umum Wan Shaharuddin Wan Ladin tentang mengapa pasien harus menjalani intubasi? Saksi keempat ini menjelaskan, karena sirkulasi oksigen pasien lambat.
Baca: Dalam Sidang Kematian Kim Jong Nam, Siti Aisyah Gunakan Bahasa Indonesia dan Mengaku Tak Bersalah
Dokter mengatakan setelah intubasi, tekanan darah pasien membaik dan tercatat 108/70 sementara denyut nadi menunjukkan 90 sampai 100 satu menit.
"Karena itu, pasien stabil tapi perlu untuk dipindahkan ke ICU rumah sakit," katanya.
Dia mengatakan sebelumnya tekanan darah pasien tiba-tiba jatuh ke tingkat yang sangat rendah dari 220/109 menjadi 70/40.
Baca: Dalam Sidang Senin Besok, Siti Aisyah Tetap Mengaku Tak Bersalah Atas Kematian Kim Jong Nam
Karena itu, dia harus memberi atropin dan adrenalin untuk memulihkan keadaannya lebih lanjut.
Dr Nik Mohd Adzrul Ariff menjelaskan pula, bahwa orang yang menderita epilepsi bila datang ke klinik dan ia adalah memegang kepala kuat.(BERNAMA)