Presiden Duterte Deklarasikan Marawi Bebas dari Teroris
Militer Filipina bahkan menegaskan tidak ada jalan keluar untuk 30 militan tersisa yang masih dalam kota Marawi.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
Apalagi menurut para pejabat intelijen menggambarkan warga Malaysia atas nama Mahmud Ahmad merupakan seorang pemodal dan perekrut, yang membantu mengumpulkan koalisi pejuang-pejuang ISIS menyerang kota Marawi pada bulan Mei lalu.
Isnilon Hapilon, "emir" ISIS di Asia Tenggara, dan Omarkhayam Maute, salah satu dari dua bersaudara yang punya pendidikan di Timur Tengah yang ada di pucuk pimpinan aliansi militan, tewas dalam operasi militer Filipina di sebuah bangunan di Marawi.
"Jenasah mereka sudah dipastikan pada hari Senin," ujar Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana.
Otoritas Militer Filipina mengatakan mereka masih mencari Mahmud.
"Berdasarkan informasi kami, masih ada satu sosok yang berpengaruh, yakni Dr Mahmud dari Malaysia, dan dia masih di daerah tempur utama dengan beberapa orang militan dari Indonesia dan Malaysia," kata kepala militer, Jenderal Eduardo Ano, pada hari Senin.
"Tapi kekuatan mereka sekarang berbeda, mereka sudah tidak seagresif sebelumnya."
Jadi ia yakin, tidak akan butuh waktu lama untuk mengakhiri kekuasaan teroris di Marawi.
Ano pun mendesak 30 militan yang tersisa di zona pertempuran untuk menyerah dan membebaskan para sandera.
Abdullah Maute, komandan militer aliansi, dilaporkan tewas pada bulan Agustus lalu, meskipun jenajahnya tidak ditemukan.
Para pejabat intelijen di Malaysia percaya Mahmud meninggalkan Marawi bulan lalu.
Kepala polisi anti-terorisme Malaysia, Ayob Khan Pavilion Pitchay mengatakan kepada Reuters pada bulan Juli, bahwa Mahmud, "berhasil menyelinap keluar dari kota Marawi ke tempat aman lain dengan para pengikut-nya".
Mahmud 39 tahun, yang memegang gelar doktor ilmu agama dan dosen universitas di Kuala Lumpur. (CNA/ABS-CBN/AP/AFP/Reuters)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.