Polusi Udara Bikin Ibu Kota India Jadi 'Kamar Gas', 10 Kali Lebih Parah dari Tiongkok
Warga pun diminta untuk membeli penjernih udara (air purifier) dan masker penyaring udara.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Polusi udara yang parah telah membuat ibu kota India bagaikan sebuah "kamar gas".
Asap tebal yang beracun terpantau semakin parah, Rabu (8/11/2017), hari kedua polusi udara menyelimuti New Delhi, India.
Dikatakan polusi udara di kota tersebut bahkan sudah 10 kali lebih parah dari yang pernah terjadi di Beijing, Tiongkok, kota yang secara global terkenal akan polusi udaranya yang parah.
Keadaan tersebut membuat sejumlah sekolah terpaksa meliburkan kegiatan belajar-mengajar dan lalu lintas dihentikan.
Warga pun diminta untuk membeli penjernih udara (air purifier) dan masker penyaring udara.
Ketua Menteri India Arvind Kejriwal sampai menyebut New Delhi sebagai "kamar gas", sebuah ruangan tertutup yang digunakan untuk membunuh manusia atau hewas menggunakan gas beracun.
Baca: Hati-hati Jika Persoalan di Papua Tidak Kunjung Kelar
Sejumlah ahli menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap situasi di New Delhi yang dinilai darurat kesehatan publik.
"Situasi yang terjadi sekarang adalah yang terburuk yang pernah saya alami selama 35 tahun hidup di New Delhi ini," jelas seorang ahli bedah paru-paru di Rumah Sakit Sir Ganga, Arvind Kumar.
Menurut Kumar, sebagai seorang dokter, keadaan tersebut sudah harus ditanggapi dengan upaya evakuasi warga dari Kota Delhi.
"Tutup semua sekolah dan perkantoran," kata Kumar lagi.
Buruknya kualitas udara di ibu kota membuat Kementerian Kesehatan India mengimbau warga untuk tetap berada di dalam rumah, terutama bagi yang mengalami masalah pernapasan.
"Warga sebaiknya menghindari jalan raya pada pagi hari atau beraktivitas di luar ruangan," demikian pernyataan Kementerian Kesehatan India.
Polusi udara yang terjadi di New Delhi itu merupakan yang terburuk yang pernah terjadi di ibu kota tersebut selama hampir 20 tahun ini.
Emisi kendaraan dikatakan menjadi penyebab utamanya, namun meski pemerintah setempat sudah mengupayakan pembatasan jumlah kendaraan yang melewati kota, hasilnya tidak begitu signifikan.
Sebab, polusi udara juga datang dari aksi pembakaran limbah peternakan dan pertanian.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), paparan polusi di bawah level 50 masih dianggap baik untuk kesehatan, sedangkan di atas level 300 dianggap berbahaya.
Pada Rabu, polusi udara di Beijing tercatat mencapai sekitar level 76, sedangkan di Delhi tercatat mencapai level 833. (NDTV/Reuters)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.