Mengenal Grace Mugabe, Ibu Negara Zimbabwe yang Glamor, Kabur Setelah Isu Kudeta
Kalangan oposisi memperingatkan kepada rakyat Zimbabwe bahwa akan ada dinasti politik di negara itu apabila Grace berkuasa.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.CO, ZIMBABWE - Grace Mugabe, istri Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, merupakan sosok yang kontroversial. Secara perlahan, dia memposisikan diri sebagaicalon pengganti suaminya sebagai presiden apabila pria berusia 93 tahun itu meninggal dunia atau lengser.
Grace sempat dikenal sebagai figur yang aktif dalam kegiatan amal dan gemar berbelanja barang-barang mahal sehingga dijuluki 'Gucci'. Namun, akhir-akhir ini predikat sebagai politisi kian melekat pada dirinya.
Grace merupakan ketua divisi perempuan partai berkuasa Zimbabwe, Zanu-PF. Peranannya krusial dalam pemecatan sejumlah bakal calon pengganti presiden. Yang utama dan terkini adalah Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa, yang dituduh tidak setia dan dipecat pada awal November 2017.
Perempuan berusia 52 tahun itu mendasarkan tindakannya pada dukungan dari sejumlah tokoh penting partai, termasuk suaminya, untuk menggantikan Mnangagwa sebagai wakil presiden.
Baca: Puluhan Ribu Rakyat Zimbabwe Desak Presiden Mugabe Mundur
Belakangan, Mnangagwa kabur dari Zimbabwe. Namun, sepekan kemudian, pasukan militer Zimbabwe menduduki stasiun televisi nasional dan menempatkan Robert Mugabe dalam tahanan rumah—tindakan yang dimaknai sebagai upaya mendorong Mnangagwa untuk menjadi presiden.
Grace, yang 40 tahun lebih muda dari Robert Mugabe, adalah penyokong kuat suaminya sebagai presiden. Awal tahun ini dia menegaskan suaminya bahkan bisa menang walau telah menjadi mayat.
Bagaimanapun, Grace tidak membantah dirinya juga ingin berkuasa sebagai presiden. Saat berkampanye untuk suaminya pada 2014 lalu, dia berkata: "Mereka bilang saya ingin jadi presiden. Mengapa tidak? Bukankah saya juga orang Zimbabwe?"
Kalangan oposisi memperingatkan kepada rakyat Zimbabwe bahwa akan ada dinasti politik di negara itu apabila Grace berkuasa.
Apalagi, Grace kerap dituduh melakukan serangan fisik. Contohnya saat dia menggunakan kekebalan diplomatik ketika dituduh menyerang model Afrika Selatan berusia 20 tahun dengan steker listrik.
Kebangkitan Grace Mugabe
Sebelum menikah dengan Robert Mugabe, perempuan tersebut bernama Grace Marufu. Dia menjalani hubungan perselingkuhan dengan sang presiden saat menjadi juru ketik di kantor presiden.
Saat itu, Robert Mugabe masih berstatus menikah dengan istri pertamanya, Sally, yang sedang sakit parah.
"Dia menghampiri saya dan mulai bertanya tentang keluarga saya," kata Grace dalam kesempatan wawancara yang langka mengenai awal pertemuannya dengan Mugabe pada akhir 1980-an.
"Saya memandangnya sebagai sosok kebapakan. Saya tidak berpikir dia akan menatap saya dan berkata, 'Saya menyukai perempuan ini'. Sama sekali tidak terpikirkan saya."
Mugabe mengaku Sally merestui pernikahannya dengan Grace sebelum meninggal dunia pada 1992. Meski demikian, mereka baru melangsungkan pernikahan empat tahun kemudian.
Keduanya dikaruniai tiga anak, Bona, Robert, dan Chatunga.
Sebagai pasangan, Mugabe dan Grace memiliki properti, usaha, dan peternakan yang tersebar di Zimbabwe, terutama di kawasan Mashonaland yang terkenal kaya.
Selama bertahun-tahun, Grace berupaya mengembangkan diri sebagai pebisnis tangguh sekaligus filantropis dengan membiayai sebuah panti asuhan di lahan peternakan di luar Ibu Kota Harare melalui bantuan pendanaan perusahaan pertambangan Cina.
Secara kontroversial, Grace memperoleh gelar doktoral di bidang studi sosiologi hanya dalam dua bulan pada 2014, walau disertasinya tidak pernah diajukan ke universitas dan tidak tersedia untuk dibaca.
Walau demikian, judul disertasinya dia gunakan sebagai bahan untuk kampanye selagi bersiap mengepalai divisi perempuan Partai Zanu-PF.
Saat akhirnya menjadi politisi, dia semakin aktif di dunia politik dan dikenal dengan pernyataan-pernyataan pedasnya. Tidak jarang dia menyerukan nama berbagai orang untuk mundur dari jabatannya atau minta maaf.
Grace versus asisten suaminya
Pada 2014, Grace memimpin upaya pelengseran Joice Mujuru dari kursi wakil presiden.
Menurutnya, Mujuru harus dipecat karena "korup, tukang peras, tidak becus, tukang gosip, pembohong, dan tidak tahu terima kasih". Grace juga menudingnya berkolaborasi dengan kalangan oposisi dan orang kulit putih sehingga kemajuan Zimbabwe pascakemerdekaan tertahan.
Beberapa bulan kemudian, Mujuru dipecat dari Partai Zanu-PF. Kini, Mujuru menjadi kepala Partai Rakyat Nasional (NPP) dan memimpin Koalisi Pelangi Rakyat (PRC)—kekuatan oposisi yang mendesak rakyat Zimbabwe mencegah kekuasaan Mugabe dan istrinya berlanjut.
Usai Mujuru lengser, naiklah Emmerson Mnangagwa—mantan menteri kehakiman yang disebut Grace Mugabe sosok yang "setia dan disiplin".
Namun, pada 2017, di depan publik, Grace meminta suaminya memecat Mnangagwa dengan alasan para pendukungnya merencanakan kudeta. Menteri Informasi Zimbabwe mengatakan sang wakil presiden "menunjukkan perilaku ketidaksetiaan".
Saat Mnangagwa jatuh sakit dalam sebuah pawai dan harus diangkut ke luar Zimbabwe untuk menjalani perawatan, para pendukungnya menuduh ada racun pada es krim yang dibuat peternakan susu Grace Mugabe. Tudingan itu kemudian dia bantah.