Soal 2 Putaran di Pilkada Jakarta 2024, Silferter Imbau Semua Pihak Tunggu Hasil Real Count KPUD
Silferter mengatakan itu karena muncul perdebatan Pilkada Jakarta akan berlangsung 2 putaran.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Solidaritas Merah Putih (Solmet) Silfester Matutina meminta semua pihak menunggu hasil perhitungan resmi real count Pilkada Jakarta 2024.
Silferter mengatakan itu karena muncul perdebatan Pilkada Jakarta akan berlangsung 2 putaran.
Kendati relawan Jokowi di Pilpres ini meyakini Pilkada DKI Jakarta akan berlangsung 2 putaran karena hasil quick count dari berbagai lembaga survei belum ada yang melebihi 50 persen lebih.
Menurut dia hal ini masih berubah karena margin of error dipatok 1-2 persen dari berbagai lembaga survei tersebut sehingga bisa jadi nantinya akan berbeda dari hasil pasti real count KPUD Jakarta.
"Masyarakat sebaiknya tidak percaya begitu saja klaim sementara pihak yang mengatakan Pilkada DKI Jakarta sudah final dimenangkan paslon 03 Pramono Anum-Rano Karno. Karena hasil quick count hampir semua lembaga survei tidak ada yang diatas 51% melainkan hanya di bawah 51 %untuk keunggulan sementara Pramono-Rano," kata Silferter pada Kamis (28/11/2024).
Sehingga, menurut dia, kemungkinan bisa saja terjadi 2 putaran di Pilkada Jakarta 2024.
Meskipun dia mengimbau semua pihak menunggu hasil perhitungan nyata real count dari KPU Jakarta.
"Kita semua sebaiknya menunggu hingga-benar benar nanti ada kepastian dari hasil real count yang diumumkan secara resmi oleh KPUD DKI Jakarta tanggal 16 Desember 2024," ujar Silfester.
Dia kemudian mengungkit Pilpres 2004 putaran dua antara capres dan cawapres Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) melawan Megawati-Hasyim Muzadi.
Lembaga pertama yang merintis Quick Count di Indonesia adalah Lembaga Penelitian Pendidikan & Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES).
Sesuai namanya, hasil quick count bisa keluar dengan cepat.
Beberapa jam setelah Pemilu selesai, LP3ES merilis hasil perhitungan SBY-Jusuf Kalla dengan persentase 62,20?n Megawati-Hasyim dengan 38,80%.
Tapi dalam hitung resmi KPU ternyata SBY-JK memenangi Pemilu dengan persentase 60,62 persen sedangkan Megawati-Hasyim Muzadi kalah dengan persentase 39,38%.
Jadi ada selisih 1,58?ri rilis awal LP3ES untuk Kemenangan SBY-JK.
"Tentunya melihat fenomena yang terjadi di 2004 maka kita akan siap mengawal kotak suara hingga putusan resmi KPUD DKI Jakarta, dan akan terus berjuang meminta restu warga Jakarta di putaran kedua," katanya.
"Jadi masih terlalu dini apabila ada pihak yang sudah mengklaim kemenangan Pramono-Rano," ujar Silfester, mantan Wakil Ketua TKN Prabowo Gibran di Pilpres 2024 ini.