Saat Paus Fransiskus Tak Dikenal Warga Rohingya, Malah Dikira Ulama Berkopiah
Dalam kunjungannya ke Myanmar, Paus Fransiskus terus menyuarakan dukungannya untuk warga Rohingya.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, COX'S BAZAAR - Dalam kunjungannya ke Myanmar, Paus Fransiskus terus menyuarakan dukungannya untuk warga Rohingya.
Namun, siapa sangka, ternyata tak semua warga Rohingya tahu siapa sang paus.
Menjelang kedatangan Paus Fransiskus ke Bangladesh, sejumlah pengungsi Rohingya di perbatasan Bangladesh terlihat bingung ketika diminta komentarnya soal kedatangan sang paus.
Bahkan, mereka mengernyitkan dahi saat diperlihatkan foto Sri Paus.
Ada yang menebak Paus Fransiskus sebagai seorang ulama muslim, karena pada fotonya ia terlihat mengenakan penutup kepala seperti kopiah.
Baca: Hotline Sketsa Penyerang Novel Baswedan Dimanfaatkan Orang Iseng
"Sepertinya saya pernah melihatnya jadi bahan berita, tapi siapa, ya? Apakah beliau orang penting?" ucap seorang pengungsi Rohingya, Nurul Qadar (42).
Sisanya ada pula yang menebak Paus Fransiskus sebagai seorang raja, seorang selebritas dari AS, dan seorang politikus Bangladesh.
Sedangkan, sejumlah pengungsi Rohingya lain yang sudah mengetahui sosok pemimpin gereja Katolik Roma tersebut menyampaikan harapannya terkait diskriminasi yang dialami Rohingya.
Seorang pengungsi Rohingya bernama Mujibur Rahman (40) menganggap Sri Paus sebagai seorang tokoh agama yang kemungkinan suaranya "akan didengar" Pemerintah Myanmar.
"Melihat bagaimana (Pemerintah Myanmar) menyiksa kami, tentu tidak ada ajaran agama yang memperbolehkan itu," ucap seorang imam Rohingya, Hassan Arraf.
Baca: Ketua MUI: Untuk Apa Ada Alumni 212? Persoalan Ahok Sudah Selesai
"(Paus Fransiskus) merupakan seorang pemimpin agama dari golongan agama lain, namun saya percaya ia adalah orang yang sangat bijak," kata Arraf lagi.
Imam yang kini berada di tempat pengungsi Kutupalong, Cox's Bazaar, Bangladesh, itu yakin Paus Fransiskus sudah memahami apa yang warga Rohingya alami.
"Semoga (Paus Fransiskus) bisa meminta pada Pemerintah Myanmar untuk menyudahi konflik tersebut dan membuat (Rakhine) kembali damai," tutur Arraf.
Paus Fransiskus tiba di Bangladesh, Kamis (30/11/2017), setelah kunjungannya ke Myanmar, dan menjadi pemimpin gereja Katolik Roma pertama yang mengunjungi Bangladesh dalam 31 tahun.
Rencananya, Sri Paus tidak akan mengunjungi secara spesifik tempat-tempat pengungsian Rohingya, komunitas yang dianggap Paus Fransiskus sebagai "saudara dan saudari"-nya.
Namun, Paus Fransiskus akan menemui sekelompok warga Rohingya dalam sebuah pertemuan umat lintas agama di Dhaka, Jumat (1/12/2017). (AFP/SBS)