Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Karyawan di Jepang Merasa Berdosa Jika Harus Cuti dan Libur Kerja, Bagaimana dengan Indonesia?

Alasannya, sebagian besar karyawan ini merasa bersalah jika cuti terlalu lama dan kemudian pergi berlibur.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Karyawan di Jepang Merasa Berdosa Jika Harus Cuti dan Libur Kerja, Bagaimana dengan Indonesia?
Yoshikazu Tsuno / AFP
Para karyawan di Jepang amat sedikit mengambil jatah cuti tahunan mereka. 

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Anggapan umum yang menyebut para karyawan Jepang bekerja terlalu keras kembali terbukti.

Sebuah survey menunjukkan, sebagian besar karyawan di Jepang hanya mengambil separuh dari hak cuti tahunan mereka.

Alasannya, sebagian besar karyawan ini merasa bersalah jika cuti terlalu lama dan kemudian pergi berlibur.

Untuk dua tahun berturut-turut, para karyawan Jepang menduduki peringkat akhir survei yang dilakukan Expedia Japan terhadap kebiasaan cuti karyawan di 30 negara.

Menurut hasil survey ini, dalam setahun para karyawan di Jepang hanya mengambil hak cuti mereka maksimal 10 hari.

Baca: 5 Peraturan Unik Sekolah di Jepang, Hasilnya Siswa Memiliki Disiplin dan Kemampuan yang Luar Biasa!

Mereka tak hanya sedikit beristirahat tetapi juga merasa tak enak jika pergi berlibur. Bahkan 63 persen karyawan di Jepang merasa bersalah jika mengambil cuti.

Berita Rekomendasi

Hal nyaris serupa dialami para karyawan di Korea Selatan dan Singapura, yang menduduki peringkat kedua dan ketiga negara dengan karyawan yang paling jarang cuti.

Di sisi sebaliknya, para karyawan di Meksiko, Italia, dan Spanyol justru merasa amat bahagia bisa menghabiskan jatah cuti mereka selama satu tahun.

Berbagai alasan disampaikan para karyawan di Jepang untuk "menghindari" cuti, mulai dari kekurangan staf dan solidaritas dengan rekan sekerja.

Survey ini juga mengungkap bahwa 33 persen karyawan di Jepang mengaku tak tahu apakah permohonan cuti akan disetujui atasan mereka.

Warga Jepang dikenal memiliki kebiasaan bekerja keras. Sehingga istilah karoshi atau meninggal akibat kelelahan bekerja menjadi hal yang wajar bahkan bagi para pendatang.

Stroke, serangan jantung, dan bunuh diri menjadi penyebab ratusan kematian di negara ini setiap tahunnya.

Salah satu contoh terbaru karoshi terjadi pada Oktober lalu ketika pemerintah menyatakan seorang jurnalis berusia 31 tahun meninggal dunia pada 2013 setelah bekerja lembur 159 jam dalam satu bulan.

Survei ini dilakukan pada 4-15 September lalu dengan menanyai sekitar 15.081 responden dewasa di 30 negara.

Nah, itu kalau di Jepang. Bagaimana kalau di Indonesia?

Penulis: Ervan Hardoko
Sumber: Russia Today
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul:  Survei: Karyawan di Jepang Merasa Berdosa jika Harus Cuti dan Berlibur

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas