Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bayi Ini Baru Lahir, Tetapi Jantungnya Berada di Luar Tubuh

Seorang bayi yang lahir dengan jantung di luar tubuhnya, menjalani operasi yang sukses rumah sakit Glenfield di Leicester.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Bayi Ini Baru Lahir, Tetapi Jantungnya Berada di Luar Tubuh
BBC Indonesia
Melalui tiga oprasi, dada Vanellope kini ditutupi kulitnya sendiri yang diambil dari bagian lain. 

TRIBUNNEWS.COM, INGGRIS -  Para dokter di Inggris berhasil melakukan operasi untuk memasukan jantung seorang bayi ke dalam dadanya setelah bayi itu lahir dengan jantung di luar tubuh.

Seorang bayi yang lahir dengan jantung di luar tubuhnya, menjalani operasi yang sukses rumah sakit Glenfield di Leicester.

Vanellope Hope Wilkins, lahir tiga pekan yang lalu melalui operasi caesar, dalam keadaan tidak memiliki tulang dada, dan jantung berada di luar dadanya.

Sampai saat ini ia telah menjalani tiga operasi untuk memasukkan jantung itu ke dalam dadanya.

Kondisinya ini disebut ectopia cordis, merupakan hal yang sangat langka, hanya terjadi beberapa kasus per sejuta kelahiran dan sebagian besar bayi dalam kondisi itu lahir dalam keadaan sudah meninggal.

Baca: Gadis Ini Dulu Dibully karena Bentuk Dagunya, Setelah Operasi Plastik, Perubahannya Mencengangkan!

Rumah sakit mengatakan, di Inggris sejauh ini tidak ada bayi yang lahir dalam kondisi itu yang selamat.

Berita Rekomendasi

Orang tuanya, Naomi Findlay, 31, dan Dean Wilkins, 43, mengatakan bahwa Vanellope adalah "seorang petarung sejati".

Naomi berkata: "Ketika peneriksaan ultrasound (saat masih hamil) menunjukkan bahwa jantung dia berada di luar dadanya, itu sungguh mengguncangkan dan menakutkan, karena kami tidak tahu apa yang akan terjadi."

Beberapa menit etelah kelahiran, dada Vanellope ditutupi dengan kantung steril agar jantungnya tetap lembab sekaligus menurani risiko terinfeksi.
Beberapa menit etelah kelahiran, dada Vanellope ditutupi dengan kantung steril agar jantungnya tetap lembab sekaligus menurani risiko terinfeksi. (Glenfield hospital)

Dean menambahkan: "Kami disarankan untuk melakukan penghentian kehamilan (menggugurkan bayi itu, karena) kemungkinan bertahan hidup nyaris tidak ada sama sekali."

Lalu mereka melakukan tes darah, yang hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada kelainan kromosom pada bayi itu. Lalu mereka memutuskan untuk melanjutkan kehamilan.

"Tidak ada yang percaya bahwa dia akan bisa hidup kecuali kami," lanjut Dean.

Naomi mengatakan bahwa ia tak bisa membayangkan untuk menggugurkan bayinya.

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas