Gencar Perangi Korupsi, Pangeran Arab Jadi Sorotan Setelah Terungkap Kemewahan di Dalam Rumahnya
New York Times menemukan fakta bahwa Muhammad bin Salman merupakan pemilik rumah super mahal di Perancis.
Penulis: Aji Bramastra
Grid.ID - Pangeran Arab Saudi, Muhammad bin Salman, jadi sorotan lagi.
Gaya hidupya yang mewah, disebut sangat ironis dengan begitu bersemangatnya ia menangkapi saudara-saudaranya sendiri dengan tuduhan korupsi.
Setelah dikabarkan menjadi pembeli lukisan Yesus Kristus karya Leonardo Da Vinci, kini harta mewah lain Muhammad bin Salman, diungkap media New York Times.
Dikutip Grid.ID dari The Sun, lewat investigasi, New York Times menemukan fakta bahwa Muhammad bin Salman merupakan pemilik rumah super mahal di Perancis.
Rumah ini pernah dinobatkan sebagai rumah termahal di dunia, di tahun 2015.
Harganya tak main-main, sekitar Rp 4 triliun.
Rumah itu dulunya merupakan rumah Raja Perancis Louis XIV.
Di dalamnya, semua kemewahan tersedia.
Rumah itu dilengkapi gudang penyimpanan wine.
Ada pula bioskop, kolam renang outdoor maupun indoor, bahkan dilengkapi tempat dugem atau nightclub.
Satu kemewahan lain yang membuat rumah itu terkenal adalah aquarium raksasa.
Yang menarik, atap rumah itu dihiasi oleh lukisan era renaissance yang menggambarkan sosok manusia telanjang.
Terungkapnya pembelian rumah itu adalah penelusuran dari New York Times.
Hasil investigasi mengarahkan rumah itu ternyata dimiliki oleh perusahaan investasi bernama Eight Investment Company.
Nah, perusahaan ini merupakan milik Muhammad bin Salman.
Tak hanya rumah ini yang membuat sang calon Raja Arab itu jadi sorotan.
Pada 2015, Muhammad bin Salman membeli kapal pesiar super mewah seharga Rp 5,4 triliun.
Yang menjadi kontroversi, Salman membelinya dari seorang bos minuman keras vodka, asal Rusia.
Salman juga dikabarkan membeli lukisan termahal di dunia, yakni Salvator Mundi.
Lukisan potret Yesus Kristus karya Leonardo Da Vinci ini dibelinya dengan harga Rp 6 triliun.
Dalam sebuah artikel di The Sun, kegemaran Salman membeli barang dengan nilai selangit ini dipandang kontras dengan semangat antikorupsi yang diusungnya. (*)
(*)