Trump Ancam Rebut Kembali Kendali atas Terusan Panama, Sebut Tarif Berlebihan
Presiden terpilih Donald Trump mengancam akan mengambil alih Terusan Panama karena menganggap tarif yang dikenai sangat tinggi.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Presiden terpilih Donald Trump mengancam akan mengambil alih Terusan Panama.
Ia menuduh negara Amerika Tengah itu mematok tarif yang berlebihan kepada kepada kapal-kapal AS dan angkatan laut Amerika.
Trump menganggap 'tarif selangit' itu sangat tidak adil.
"Angkatan Laut dan Perdagangan kita telah diperlakukan dengan cara yang sangat tidak adil dan tidak bijaksana. Biaya yang dibebankan oleh Panama sungguh menggelikan," tulis Trump di platform Truth Social miliknya pada hari Sabtu (21/12/2024), dikutip dari Al Jazeera.
Dalam pidatonya di Arizona pada hMinggu (22/12/2024), ia menegaskan AS terus-terusan diperlakukan tidak adil.
"AS diperas di Terusan Panama seperti di tempat lain," katanya.
Ia merasa ditipu dan berjanji pada saat ia menjabat sebagai presiden pada bulan depan, akan segera menghentikannya.
"Penipuan total terhadap negara kita ini akan segera dihentikan," tegasnya.
Trump kemudian mengklaim, adanya pengaruh Cina yang semakin terus bertama di sekitar terusan itu.
"Itu semata-mata tanggung jawab Panama, bukan China atau siapa pun," katanya dalam unggahan aslinya.
"Kami tidak akan dan tidak akan pernah membiarkannya jatuh ke tangan yang salah!," tegasnya.
Oleh karena itu, Trump meminta dengan tegas kepada presiden Panama untuk memenuhi permintaannya dalam menurunkan tarif pada kapal-kapal AS.
Baca juga: Trump Klaim Putin Ingin Ketemu Secepatnya untuk Diskusikan Perang Ukraina
Jika tidak, Trump bersumpah akan mengambil alih Terusan Panama.
"Itu tidak diberikan untuk kepentingan orang lain, tetapi hanya sebagai tanda kerja sama dengan kami dan Panama. Jika prinsip moral dan hukum dari sikap murah hati untuk memberi ini tidak diikuti, maka kami akan menuntut agar Terusan Panama dikembalikan kepada kami, secara penuh, dan tanpa pertanyaan," kata Trump.