Produktivitas Kerja di Jepang Terendah di Antara Negara Kelompok G-7
Laporan OECD mengenai produktivitas kerja tahun 2017 ternyata menempatkan Jepang di peringkat ke-20 dan terendah.
Editor: Dewi Agustina
![Produktivitas Kerja di Jepang Terendah di Antara Negara Kelompok G-7](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/laporan-produktivitas-kerja_20171221_091801.jpg)
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Laporan OECD mengenai produktivitas kerja tahun 2017 ternyata menempatkan Jepang di peringkat ke-20 dan terendah di antara kelompok negara industri maju G-7.
"Kaget juga kami melihat hasil produktivitas kerja OECD yang baru terbit ini, ternyata produktivitas kerja Jepang kurang baik di laporan tersebut hanya di peringkat ke-20 saja," ungkap sumber Tribunnews.com, Kamis (21/12/2017).
Produktivitas kerja adalah indeks yang memperlihatkan bagaimana pekerja telah menggeneralisasi (menciptakan kerja yang baik) di bidang barang dan jasa dalam per jamnya.
Hasil dari laporan OECD terhadap 35 negara anggotanya menunjukkan kini Jepang ternyata hanya di peringkat ke-20 saja dan terandah di antara negara kelompok G-7 termasuk Amerika, Jerman, Inggris dan sebagainya.
Baca: Senyuman, Tatapan Kosong hingga Tangisan Deisti di Persidangan Setya Novanto
Seorang anggota Pusat Produktivitas Jepang mengungkapkan tendensi kerja dalam waktu panjang di Jepang tampaknya tidak dipenetrasi dengan metode kerja untuk meraih hasil yang baik dalam waktu pendek dan faktor analisis jam kerja juga kurang baik.
Dari 7 negara maju dan industri, Amerika hanya di posisi ke-6 dan Jerman di posisi ke-8.
Sedangkan yang berada di posisi pertama adalah Irlandia memiliki produktivitas kerja terbaik di dunia dengan pusat usaha terbanyaknya di bidang internet (IT).
Baca: Pangkostrad Letjen Edy Rahmayadi Sudah Bulat Jadi Gubernur Sumut 2018
Perlu reformasi tenaga kerja lebih lanjut di Jepang serta antisipasi kekurangan manusia di Jepang.
Kalau tidak demikian kita akan kalah terus dalam peringkat produktivitas tenaga kerja tersebut.
"Sebagai solusi mungkin penggunaan AI (artificial intelligence) untuk mengantisipasi kegiatan produktivitas kerja yang lebih baik lagi di Jepang," ungkap sumber itu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.