Rakyat Jepang Berharap Pengurangan Anggaran ODA
Bantuan Official Development Assistant (ODA) Jepang kepada negara-negara berkembang akan berkurang menjadi harapan rakyat Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Bantuan Official Development Assistant (ODA) Jepang kepada negara-negara berkembang akan berkurang menjadi harapan rakyat Jepang.
"Anggaran ODA Jepang kepada negara berkembang akan berkurang menjadi harapan banyak rakyat Jepang karena itu adalah pajak rakyat Jepang," kata Pengajar GRIPS (National Graduate Institute for Policy Studies), Harukata Takenaka kepada Tribunnews.com, Kamis (11/1/2018).
Oleh karena itu pihak Kementerian Luar Negeri jika ingin meningkatkan anggaran mungkin akan mengalami sedikit kesulitan.
"Riset mengenai rakyat Jepang menentang ODA saya tidak tahu. Tapi tampaknya ODA kini lebih difokuskan ke masyarakat Pasifik atau untuk hal yang lebih khusus bagi pembangunan negara berkembang yang bersangkutan," tambahnya.
Baca: Gagal Bikin Poros Baru di Jatim, Gerindra Akhirnya Dukung Gus Ipul
Oleh karena itu menlu mungkin butuh melakukan penjelasan dan perincian maupun pendekatan lebih baik lagi ke berbagai kementerian Jepang agar dapat dukungan dan pengertian mereka.
Sehingga dapat dukungan lebih lanjut dari berbagai instansi dan masyarakat.
Sementara itu pajak perusahaan Jepang yang sekitar 30 persen saat ini kemungkinan akan turun menjadi 20 persen apabila dua hal diimplementasikan.
"Pertama adalah gaji naik 3 persen di Jepang dan peningkatan investasi ICT (internet) dengan berbagai inovasi baru. Apabila kedua hal berhasil terealisasi dengan baik maka pajak perusahaan akan turun menjadi 20 persen," kata dia.
Baca: Pelajar SMP Bunuh Diri, Jasadnya Ditemukan 15 Km dari Lokasi Dia Terjun
Dengan penurunan pajak perusahaan diharapkan ekonomi akan semakin berputar lebih kencang.
Pertumbuhan ekonomi semakin baik dan secara otomatis penghasilan pun akan semakin baik pula.
Terkait obligasi nasional Jepang yang saat ini sudah semakin sedikit dikeluarkan dibandingkan beberapa tahun lalu, Takenaka menganggap sebagai hal yang baik.
"Apabila ekonomi Jepang semakin baik dan deflasi juga sudah mulai di ujung jalan, maka mudah-mudahan ekonomi Jepang akan pulih baik kembali tahun 2025 mendatang?" ungkapnya.