Dikabarkan Korea Utara Impor Suku Cadang Senjata Nuklir dari Jerman
"Kami mendapati banyaknya aktivitas pembelian (suku cadang dan perlengkapan) datang dari kedutaan besar (Korea Utara untuk Jerman),"
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN - Korea Utara dikabarkan mengambil suku cadang dan perlengkapan teknologi untuk program pengembangan persenjataan nuklirnya dari Jerman.
Hal tersebut diungkap kepala badan intelijen domestik Jerman (BfV), Hans-Georg Maassen, dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Jerman, Senin (5/2/2018).
Baca: Pria Ini Menikah Dengan Anak Kandungnya Setelah Meninggalkan Istrinya, Begini Kisahnya
Maasen mengatakan, pihaknya mendapati adanya upaya Korea Utara untuk memperoleh bahan-bahan tersebut secara tertutup melalui kedutaan besarnya di Berlin, Jerman.
"Kami mendapati banyaknya aktivitas pembelian (suku cadang dan perlengkapan) datang dari kedutaan besar (Korea Utara untuk Jerman)," jelas Maassen.
"Kami menduga, bahan-bahan tersebut untuk program pengembangan rudal (Korea Utara), tapi juga sebagian besar untuk program nuklir mereka," katanya lagi.
Baca: Korea Utara Kirim Pejabat ke Korsel untuk Olimpiade Musim Dingin
Tidak jelas suku cadang dan perlengkapan teknologi macam apa yang diperjualbelikan.
Namun, Maasen menyebutkan bahwa suku cadang dan perlengkapan yang terlibat biasa digunakan untuk keperluan militer.
"Biasanya jika kami menemukan hal-hal seperti itu, kami akan menghentikannya. Tapi, kami tak dapat menjamin kami akan bisa terus menemukan dan menghalangi upaya-upaya tersebut," lanjut Maasen.
Maasen menilai, bisa jadi selama ini banyak suku cadang yang digunakan untuk program peluncuran rudal nuklir Korea Utara didapatkan dari pasar-pasar gelap yang menyelundupkannya dari Jerman.
Baca: Kisah pembelot Korea Utara yang muncul pada pidato kenegaraan Trump
Pada 2014, seorang diplomat Korea Utara pernah kedapatan berupaya untuk mendapatkan suku cadang pengembangan senjata kimiawi buatan Jerman.
Hal tersebut ditemukan dalam penyelidikan yang dilakukan oleh sebuah stasiun televisi Jerman, ARD. (The Guardian/Reuters)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.